TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG -- Kampung Kapitan merupakan sejarah peradaban Tionghoa di Kota Palembang. <br /> <br />Tempatnya strategis, di Kelurahan 7 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Palembang, bisa ditempuh dengan jalan darat atau hanya menyeberang sungai dari Benteng Kuto Besak (BKB). <br /> <br />Meski menjadi objek wisata, Kampung Kapitan sangat jauh dari kesan sebagai tempat wisata. <br /> <br />Hal ini terlihat dari sejumlah fasilitas yang rusak akibat tangan-tangan usil. Taman di tengah kampung ini dipenuhi coretan. <br /> <br />Padahal nilai sejarah kampung ini sangat tinggi. Lokasi pertama tempat masyarakat Tionghoa menetap di Palembang pada masa penjajahan Belanda. <br /> <br />Dua rumah kapitan yang berusia ratusan tahun juga mengalami banyak kerusakan. <br /> <br />Di lihat dari luar rumah kapitan tidak bedanya dengan rumah-rumah lama yang tidak terawat. <br /> <br />Orang baru akan mengetahui sejarah Kampung Kapitan jika masuk ke dalam rumah tersebut. <br /> <br />Di dalam rumah terdapat tempat beribadah orang Tionghoa serta dokumentasi berupa foto generasi pertama di Kampung Kapitan. <br /> <br />Di lokasi Kampung Kapitan ini juga ada restoran yang berada tepat di pinggir Sungai Musi. <br /> <br />Wisatawan dapat melihat dua pemandangan sekaligus yaitu Jembatan Ampera dan BKB. <br /> <br />Hanya saja Pemkot Palembang belum benar-benar memaksimalkan potensi wisata Kampung Kapitan ini. <br /> <br />Dalam satu bulan belum tentu ada wisatawan lokal dari luar Palembang yang berkunjung. <br /> <br />Kampung Kapitan hanya menjadi tempat berkumpul anak-anak muda dan tidak memberikan banyak manfaat kepada masyarakat sekitar. (*)
