TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Ribuan warga Kudus tumpahruah, setia berdiri, di sepanjang jalan antara Desa Loram Wetan dan Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kamis (24/12/2015) sore. <br /> <br />Mereka rela berdesak-desakan demi menyaksikan kirab, yang menampilkan kreasi masing-masing kelompok masyarakat, dalam gelaran Festival Ampyang Maulid. <br /> <br />Arak-arakan kirab mulai start di Balai Desa Loram Wetan, dan kemudian finish di depan Masjid Jamiat At-Taqwa, di Desa Loram Kulon. <br /> <br />Selain berbagai kreasi masyarakat, dalam kirab juga terdapat visualisasi Ratu Kalinyamat, Sultan Hadlir, tradisi penganten di Loram, dan sebagainya. <br /> <br />Rangkaian acara ditutup dengan pembagian sego kepel, kepada masyarakat yang hadir. <br /> <br />Yakni, nasi yang dibungkus daun jati, besarnya sekepal tangan, berlauk bothok. <br /> <br />Sembari menunggu arak-arakan kirab sampai di depan masjid, para tamu undangan dan pengunjung disuguhi penampilan 'sema' atau tari sufi. <br /> <br />Tiga penari lelaki, terdiri dari dua remaja dan satu dewasa, tampak turun dari panggung, yang terletak di sebelah kanan halaman Masjid Jamiat At-Taqwa. <br /> <br />Sesampainya di depan para tamu undangan, keduanya segera menyilangkan tangan di depan dada, dan kemudian membungkukkan badan, sebagai tanda hormat. <br /> <br />Ketiganya segera berputar mengikuti irama musik yang mengiringinya. <br /> <br />Mulanya pelan, kemudian semakin cepat sesuai alunan musik. Sehingga rok putih yang mereka kenakan tampak mengembang lebar. <br /> <br />Bupati Kudus, Musthofa, tampak menikmati sajian tarian dengan gerakan utama memutarkan badan tersebut. <br /> <br />"Tariannya begitu bagus, saya menikmati dan terkesan. Namun, ada satu hal yang mungkin lepas dari perhatian hadirin sekalian, kaus kaki salah satu penari, rupanya sudah bolong," ujar Musthofa, dalam sambutannya. <br /> <br />Ia pun kemudian memanggil ketiga penari untuk maju ke dekat podium. "Ini ada sedikit bisyaroh untuk sekadar beli kaus kaki yang baru, dibagi rata, semoga bermanfaat," pesan dia. <br /> <br />Ditandaskan Musthofa, Festival Ampyang Maulid, termasuk satu event budaya untuk nguri-nguri kearifan lokal yang ada di Kudus. <br /> <br />Masjid Jamiat At-Taqwa merupakan masjid bersejarah yang dibangun pada sekitar tahun 1596 - 1597. <br /> <br />Dalam laman wikipedia disebutkan, masjid ini dibangun oleh Tjie Wie Gwan (Sungging Badar Duwung), seorang muslim dari Campa, Cina, yang mendarat di Jepara, pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat. (*)