Surprise Me!

Anak-anak Keluarga Eks Gafatar Belajar di Bawah Tenda

2016-01-29 5 Dailymotion

TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR -- Raut wajah bahagia anak-anak usai dini keluarga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), terpancas saat mengikuti kegiatan belajar di tempat penampungan Sekretariat Palang Merah Indonesia (PMI), Kabupaten Bulungan bergonta-ganti. <br /> <br />Mereka berada di salah satu tenda khusus yang disiapkan Dinas Sosial Kabupaten Bulungan. Tenda yang berbaris sejajar dengan tenda logistik dan dapur umum tersebut hanya dilapisi terpal. <br /> <br />Syukur-syukur, air hujan yang membasahi halaman Sekretariat PMI yang sudah dicor beton, tak sampai merembes ke pakaian anak-anak yang sedang mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD). <br /> <br />Kamis (28/1/2016), kurang lebih ada 20 anak yang mengikuti proses pembelajaran yang dibawakan oleh Faridah Silfiawati (36), salah satu pengurus Himpaudi Kabupaten Bulungan. <br /> <br />Faridah lebih condong memberikan pembelajaran dengan metode bermain, bercerita, dan bernyanyi. <br /> <br />Selain itu, Faridah juga sempat membagikan sikat gigi ke anak-anak dan mempraktikan cara menyikat gigi yang benar. <br /> <br />“Semua metode tersebut diberikan agar anak-anak di pengungsian paham beberapa hal seperti pentingnya menjaga kebersihan," katanya. <br /> <br />"Bercerita dongeng yang arahnya ke pembentukan budi pekerti, tolong menolong, dan berbagi. Bernyanyi untuk memacu bakat anak,” ujarnya. <br /> <br />Faridah baru kali ini mengajar di tenda pengungsian. Kesan pertama yang didapat ibu dua anak ini ialah mengajar di tengah kesederhanaan. <br /> <br />“Di sini mungkin ketidakteraturan saja. Kalau di kelas ada bangku, dll. Ada alat tulis, buku, pensil, dan pewarna. Kalau di sini bentuknya aplikatif, hanya membawa imajinasi anak-anak untuk bersenang dan berfikir melalui metode dongeng, dan lain-lain,” lanjutnya. <br /> <br />Ia menganggap, anak-anak di penampungan tak kalah aktif dengan anak-anak di kelas PAUD. <br /> <br />Di satu sisi, ia menyayangkan, anak-anak tersebut tak bisa mengenyam pendidikan di bangku PAUD sebagaimana anak-anak sebayanya. <br /> <br /> “Sayang, semestinya mereka di klas PAUD usai seperti ini. Namun keterbatasan mereka akhirnya tidak bisa sekolah,” katanya. (*)

Buy Now on CodeCanyon