<p>Kepala Bagian Humas BNN Sulistiandriatmoko bercerita mengenai kronologi lengkap penangkapan kapal Singapura yang membawa 1,2 ton sabu di perbatasan Indonesia dan Singapura.</p> <br /> <br /><p>Kronologi ini dibahas di program Sapa Indonesia Pagi, Senin (12/2). Berikut selengkapnya:</p> <br /> <br /><p>Sejak September 2017, BNN mendapat informasi dari pesawat intai Australia bahwa ada kapal yang membawa narkotika. Namun, akhir 2017, kapal tersebut hilang dari intaian. Posisi kapal kembali diketahui pada 2 Desember 2017.</p> <br /> <br /><p>Informasi itu lalu diberikan ke TNI AL untuk dilakukan pelacakan, karena BNN tak memiliki armada laut.</p> <br /> <br /><p>Tanggal 7 Februari 2018 ada kapal yang didapati di Selat Phillip, ditangkap kapal patroli. Kecurigaan awal, memasuki perairan Indonesia tapi masih ada bendera Singapura.</p> <br /> <br /><p>Dilakukan pemeriksaan, dokumen palsu. Beberapa dokumen administrasi ditandatangani pejabat tahun 2014, pejabat tersebut tidak sedang bertugas. Kapal ditarik ke Batu Ampar.</p> <br /> <br /><p>Tanggal 8 Februari 2018 dibawa ke Lanal Batam. Dari perjalanan dari Batu Ampar ke Lanal, tim gabungan BNN dan Bea Cukai dengan dilengkapi K – 9 melakukan pelacakan. Baru diketemukan, di bawah tumpukan beras ada karung sabu.</p> <br /> <br /><p>Setelah dibongkar, 41 karung diperkirakan total 1,2 ton sabu.</p> <br /> <br /><p>BNN berkesimpulan, modus seperti ini sudah sering dilakukan kapal – kapal asing.</p> <br />
