<p>Sejak tahun 2002, Joko Mulyanto mulai menampung anak-anak yatim, yatim piatu, dan dhuafa. </p> <br /> <br /><p>Hal tersebut berbekal dari pengalamannya yang merupakan seorang anak petani. Saat itu, Joko merasa sulit untuk mendapatkan sesuatu.</p> <br /> <br /><p>Merasa senasib dengan anak-anak yatim, yatim piatu, dan dhuafa, Joko akhirnya mendirikan panti asuhan.</p> <br /> <br /><p>Kini, pria yang juga bekerja sebagai sopir ini menampung sebanyak 38 anak.</p> <br /> <br /><p>Tidak mudah bagi Joko bersama istrinya untuk mendirikan panti asuhan. Ia bahkan sempat berhutang pada toko material hingga menjual harta miliknya. </p> <br /> <br /><p>Simak kisah selengkapnya dalam seri dokumenter Orang-Orang Jakarta berikut ini.</p> <br />
