<p>Minimnya informasi terkait mitigasi bencana membuat Indonesia harus kembali belajar banyak dari pelatihan mitigasi bencana di Jepang, negara yang kerap dilanda gempa bumi dan tsunami.</p> <br /> <br /><p>Sadar betul akan dampak destruktif dari gempa bumi Jepang memaksimalkan fungsi peringatan dini sehingga risiko bencana dapat dikurangi. Latihan mitigasi bencana gempa bumi dilakukan tiap bulan disekolah-sekolah dasar.</p> <br /> <br /><p>Selain dilengkapi ilmu mitigasi bencana, Badan Meteorologi Jepang atau JMA juga memiliki layanan peringatan dini tsunami yang lebih lengkap dibanding Indonesia.</p> <br /> <br /><p>Sedikitnya JMA memiliki 200 seismograf, 600 alat meter instensitas seismic, 3.600 alat meter intensitas seismik yang dikelola Pemerintah Jepang bersama Institut Riset Nasional Jepang NIED.</p> <br /> <br /><p>Data-data yang terkumpul tersebut kemudian dikelola oleh sistem pengaraan fenomena gempa bumi EPOS yang berpusat di Tokyo. Sistem ini terintegrasi dengan stasiun televisi nasional NHK. Tak hanya itu sebagian kota di Jepang dilengkapi pengeras suara yang menyiarkan informasi darurat kepada penduduk serta pendistribusian radio agar warga dapat menerima perintah evakuasi.</p> <br />
