<p>Setinggi kepercayaan diri Bank Indonesia menurunkan suku bunga untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Tekad sektor riil berekspansi kian membuncah setelah perbankan memberi sinyal mencukur bunga kredit.</p> <br /> <br /><p>Misalnya barbershop kecil-kecilan di daerah Jakarta Barat ini. Sudah setahun dirintis Yohanes, ekspansi menambah gerai pun jadi impian yang diidamkan. Sayangnya, modal minimal yang dibutuhkan tak sedikit, yaitu sekitar Rp 150 juta.</p> <br /> <br /><p>Pinjaman adalah salah satu yang bisa diharapkan. Apalagi jika bunga kredit yang lebih kecil, keinginan merealisasikan ekspansi jadi lebih ringan.</p> <br /> <br /><p>Berbeda dengan Yohanes, Nurrohman yang juga pekerja kantoran ini sudah berbisnis mebel kayu selama 20 tahun. Modal awal menggunakan dana pribadi sebesar Rp 5 juta-an. Nurrohman baru mengajukan pinjaman kredit usaha rakyat 5 tahun belakangan sebesar Rp 40 juta di dua bank pelat merah.</p> <br /> <br /><p>Pinjaman bank saat bunga turun jelas membuat Nurrohman makin yakin mengajukan kredit. Tanpa menunggu bunga acuan digunting dari 6 persen ke 5,75 persen, bunga kredit modal kerja sebenarnya dalam tren turun meski sangat tipis. Jika Januari lalu 10,56 persen, sementara pada Mei lalu 10,46 persen.</p> <br /> <br /><p>Ekonom yakin jika perbankan merespons penurunan bunga acuan meski hanya 25 basis poin, nilainya sangat berarti bagi pengusaha cilik. Bagi pengusaha cilik dengan modal pas-pasan, pinjaman dari sektor perbankan adalah salah satu jalan. Sebaliknya juga, dari sektor-sektor kecil yang dinamis ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa digeber.</p> <br /> <br /><p>#Perbankan #EkonomiIndonesia #SukuBunga</p> <br />
