Surprise Me!

Plengkung Nirbaya, Bagian dari Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta

2019-09-30 5,669 Dailymotion

TRIBUN-VIDEO.COM – Plengkung Nirbaya atau Plengkung Gading merupakan bagian dari Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta yang dibangun pada 1782 Masehi.<br /><br />Plengkung Nirbaya dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi.<br /><br />Nama Plengkung Nirbaya diambil dari kata “Nir” dan “Baya”.<br /><br />“Nir” berarti tidak ada, sedangkan “baya” berarti bahaya, sehingga secara harfiah, nirbaya berarti tidak ada bahaya yang mengancam.<br /><br />Pada masa kerajaan Mataram, Plengkung Nirbaya ini digunakan sebagai pintu keluar ketika ada Raja Kraton Ngayogyakarta yang mangkat atau wafat.<br /><br />Plengkung Nirbaya menjadi satu-satunya pintu keluar bagi jenazah raja sebelum dimakamkan di Makam Raja-raja di Imogiri, Bantul.<br /><br />Karena itu, raja yang masih hidup tidak diperkenankan untuk melewati Plengkung Nirbaya atau Plengkung Gading ini.<br /><br />Dulunya di sekitar benteng keraton terdapat sebuah parit yang berfungsi sebagai pertahanan kerajaan.<br /><br />Parit ini memiliki lebar sekitar 10 meter dengan kedalamam tiga meter.<br /><br />Namun saat ini parit itu sudah tidak berbekas dan sudah berganti menjadi jalan.<br /><br />Bahkan pada 1935, parit tersebut sudah tidak ada.<br /><br />Zaman dulu, di Plengkung Nirbaya dan empat plengkung lainnya terdapat sebuah jembatan gantung.<br /><br />Jembatan gantung ini dapat ditarik dan menjadi pintu pelapis plengkung ketika ada musuh datang.<br /><br />Namun jembatan gantung tersebut saat ini juga sudah tidak tersisa. <br /><br /><br />Plengkung Nirbaya pernah mengalami perbaikan.<br /><br />Perbaikan tersebut dilakukan pada 1986 dengan tujuan untuk menjaga bentuk asli Plengkung Nirbaya. <br /><br />Kepala Dinas Kepurbakalaan di masa Belanda, Bosch, secara periodik selalu menjalin komunikasi dengan Patih Danureja VIII sebagai raja saat itu.<br /><br />Bosch pernah mengirim surat kepada Gubernur J. Bijvelt supaya Plengkung Nirbaya dan Tarunasura tidak dibongkar sepert Plengkung Jagasura Ngasem dan Jagabaya di sebelah barat Taman Sari.<br /><br />Surat tertanggal 2 Maret 1935 itu kemudian ditanggapi Oleh Gubernur J. Bijvelt dan kemudian diteruskan kepada Patih Danureja VIII pada 13 Maret 1935.<br /><br />Sampai saat ini, Plengkung Nirbaya masih berdiri kokoh dan biasa dijadikan sebagai spot swafoto bagi para pengunjung.

Buy Now on CodeCanyon