Surprise Me!

Rawa Pening, Danau yang Menjadi Obyek Wisata di Kawasan Kabupaten Semarang

2019-09-30 7 Dailymotion

TRIBUN-VIDEO.COM - Danau Rawa Pening merupakan sebuah danau yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.<br /><br />Rawa Pening memiliki luas 2.670 hektar dan menempati empat wilayah kecamatan yaitu Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru.<br /><br />Rawa Pening berada di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran.<br /><br />Nama Rawa Pening diambil dari dua kata tersebut yaitu rawa dan pening.<br /><br />Dalam bahasa Jawa, kata rawa memiliki arti danau.<br /><br />Sedangkan pening dalam bahasa Jawa memiliki arti sebagai bening.<br /><br />Oleh karena itu apabila digabungkan, arti Rawa Pening ialah sebuah danau yang memiliki air yang bening atau jernih.<br /><br />Di danau Rawa Pening banyak terdapat eceng gondok yang tumbuh.<br /><br />Rawa Pening ini juga menghasilkan ikan air tawar seperti ikan wader ijo dan ikan mujahir.<br /><br />Tumbuhan eceng gondok yang ada di Rawa Pening memiliki kelebihan dan kekurangan.<br /><br />Rawa Pening mampu menghasilkan kerajinan yang didapatkan dari eceng gondok.<br /><br />Namun terkadang eceng gondok tersebut bersifat sebagai hama untuk danau.<br /><br />Rawa Pening ini merupakan danau alami yang tidak dibentuk oleh manusia.<br /><br />Legenda<br />Dalam sejarahnya, Rawa Pening memiliki sebuah legenda terbentuknya Rawa Pening.<br /><br />Dahulu kala terdapat sebuah desa bernama Desa Ngasem.<br /><br />Di Desa Ngasem ada seorang perempuan yang memiliki seorang anak berwujud seekor naga.<br /><br />Naga tersebut bisa berbicara seperti manusia pada umumnya dan kemudian naga tersebut diberi nama Baru Klinting.<br /><br />Ayah Baru Klinting ini bernama Ki Hajar Salokantara.<br /><br />Pada suatu hari, Baru Klinting bertanya dengan ibunya tentang ayahnya.<br /><br />Ibu Baru Klinting menjelaskan bahwa sang ayah sedang bertapa di Gunung Telomoyo.<br /><br />Baru Klinting berkunjung ke Gunung Telomoyo, tempat ayahnya bertapa.<br /><br />Ki Hajar Salokantara tidak percaya bahwa Baru Klinting adalah anaknya.<br /><br />Kemudian Ki Hajar Salokantara meminta Baru Klinting melingkari Gunung Telomoyo untuk membuktikan bahwa Baru Klinting adalah anaknya.<br /><br />Ternyata Baru Klinting bisa melakukan hal tersebut.<br /><br />Pada suatu hari, penduduk di Desa Pathok mengadakan pesta sedekah bumi.<br /><br />Penduduk desa beramai-ramai berburu hewan untuk merayakan pesta tersebut.<br /><br />Pada akhirnya, penduduk desa menemukan seekor naga besar dan langsung memotong-motong daging untuk santapan berpesta.<br /><br />Saat pesta sedekah bumi berlangsung, datanglah jelmaan Baru Klinting.<br /><br />Baru Klinting ingin menikmati hidangan tersebut, akan tetapi penduduk desa mengusir Baru Klinting karena merasa jijik.<br /><br />Baru Klinting merasa sakit hati karena perlakuan penduduk desa dan kemudian pergi meninggalkan penduduk desa itu.<br /><br />Saat berada di perjalanan, Baru Klinting bertemu dengan seorang nenek.<br /><br />Kemudian Baru Klinting berkunjung ke rumah nenek itu dan memberi pesan kepada nenek sebelum Baru Klinting pergi.<br /><br />Baru Klinting memberi pesan kepada nenek agar menyiapkan sebuah lesung.<br /><br />Nenek itu kemudian menuruti perkataan Baru Klinting.<br /><br />Baru Klinting kembali ke pesta dan mencoba meminta makanan kepada penduduk desa.<br /><br />Namun penduduk desa tetap tidak memberi bahkan bersikap kasar dengan Baru Klinting.<br /><br />Baru Klinting menancapkan sebuah lidi ke tanah dan menantang penduduk desa itu untuk mencabutnya.<br /><br />Namun tak ada seorang pun yang mampu mencabut lidi tersebut.<br /><br />Hingga akhirnya Baru Klinting yang mampu mencabut lidi tersebut.<br /><br />Lubang bekas lidi yang ditancapkan memancarkan air yang deras dan kemudian menggenangi desa.<br /><br />Semua penduduk desa tersebut tewas tenggelam, kecuali nenek yang menyelamatkan diri menggunakan lesung.<br /><br />Kemudian desa itu berubah menjadi rawa yang memiliki air yang bening.

Buy Now on CodeCanyon