TRIBUN-VIDEO.COM - Berdasarkan cerita yang menyebar di kalangan masyarakat, di era Majapahit terdapat seorang pembuat pusaka, yaitu Mbah Kriyo Kusumo.<br /><br />Mbah Kriyo Kusumo bertapa di tengah hutan.<br /><br />Ia membawa api, kemudian menyalakannya di bebatuan tepat di sebelah tempat bersemedi.<br /><br />Konon, api itulah yang menyala hingga kini menjadi Kayangan Api.<br /><br />Di sebelah barat Kayangan Api terdapat kubangan lumpur berbau belerang, bernama Sumur Blekutuk.<br /><br /><br />Mbah Kriyo Kusumo, atau Empu Supa, atau Mbah Pande, selain membuat pusaka, juga beraktivitas membuat peralatan pertanian.<br /><br />Ditemukannya 17 lempeng tembaga yang berangka 1301 M, menjadi bukti historis penting mengenai keberadaan Kayangan Api.<br /><br />Selain itu, juga ditemukan prasasti berbahasa Jawa kuno.<br /><br />Prasasti tersebut diyakini berasal dari era pemerintahan raja pertama Majapahit.<br /><br />Prasasti tersebut berisi pembebasan Desa Adan-adan dari kewajiban membayar pajak.<br /><br />Daerah tersebut juga ditetapkan sebagai sima perdikan atau swantantra.<br /><br />Penghargaan tersebut diberikan Raden Wijaya kepada Rajasi, atas jasa dan pengabdian terhadap Majapahit.<br /><br />Rajasi yang dimaksud merupakan Mbah Kriyo Kusumo, atau Mbah Pande.
