Surprise Me!

Profil Niluh Djelantik - Pengusaha, Desainer Sepatu, dan Politisi

2019-09-30 2,641 Dailymotion

TRIBUN-VIDEO.COM - Niluh Putu Ary Pertami Djelantik atau yang lebih dikenal dengan nama Niluh Djelantik adalah seorang pengusaha dan juga perancang sepatu handmade kulit asal Bali.<br /><br />Niluh Djelantik lahir di Bangli pada 15 Juni 1975.<br /><br />Sang kakeklah yang memberikan nama Niluh Putu Ary Pertami Djelantik yang memiliki arti 'yang pertama'.<br /><br />Kedua orang tua Niluh Djelantik telah bercerai saat usianya menginjak satu tahun dan dibesarkan hanya oleh sang ibu.<br /><br />Niluh Djelantik tumbuh di keluarga yang sederhana dan tinggal bersama beberapa anggota keluarga lain seperti sepupu, paman, bibi, kakek, dan nenek di sebuah kamar kontrakan di Denpasar.<br /><br />Keluarga Niluh Djelantik memenuhi kehidupan sehari-hari dengan berjualan di pasar yang terletak di Denpasar dan tidak jauh dari kamar kontrakan tempatnya tinggal.<br /><br />Niluh Djelantik juga pernah bekerja sambilan di sebuah toko buku.<br /><br />Imbalannya, Niluh Djelantik diperbolehkan membaca buku-buku yang ada ditoko dan juga membawa pulang buku dan majalah yang tidak terjual.<br /><br />Tak hanya itu, Niluh Djelantik juga sering membantu keluarganya berjualan di pasar setelah pulang sekolah.<br /><br />Terkadang, Niluh Djelantik juga membantu tetangganya berjualan di pasar dan memiliki lapak yang tidak jauh dari milik keluarganya.<br /><br />Pakaian gratis dari barang dagangan kerap menjadi imbalan yang diterima Niluh Djelantik.<br /><br />Niluh Djelantik menikah dengan Louis Kieffer pada tahun 2013 dan dikaruniai satu orang anak bernama Niluh Putu Ines Saraswati Djelantik.<br /><br />Perjalanan Karier<br /><br />Setamat SMA di tahun 1994, Niluh Djelantik melanjutkan pendidikan di Jakarta.<br /><br />Atas keinginan ibunya, Niluh Djelantik kuliah jurusan Manajemen Keuangan di Universitas Gunadarma.<br /><br />Di tahun 1995, Niluh Djelantik mendapatkan pekerjaan profesional pertamanya sebagai operator telepon di sebuah perusahaan tekstil asal Swiss.<br /><br />Sudah bisa berpenghasilan membuat Niluh Djelantik teringat hasratnya ingin memiliki sepatu yang pas di kaki.<br /><br />Gaji pertamanya langsung Niluh Djelantik gunakan untuk membeli sepatu di kawasan Blok M, Jakarta.<br /><br />Pilihan Niluh Djelantik jatuh pada sepatu bertumit tinggi seharga Rp 15 ribu untuk bekerja di kantor.<br /><br />Akhir tahun 2001, Niluh Djelantik kembali ke Bali dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan fesyen Paul Ropp milik pengusaha Amerika Serikat.<br /><br />Saat itu Niluh Djelantik dipercaya memegang kendali sebagai Direktur Marketing dan membuat Paul Ropp berkembang pesat.<br /><br />Di tahun 2002, penjualan naik hingga 330%, butik pun bertambah hingga 10 lokasi.<br /><br />Namun di tahun 2003 Niluh Djelantik meninggalkan pekerjaannya sebagai marketing karena dalam rangka ekspansi perusahaan.<br /><br />Ekspansi perusahaan membuat Niluh Djelantik mengkompensasikan dengan jam kerjanya yang panjang dan berpergian keluar negeri setiap saat untuk melakukan trade show dan juga membuka pasar bagi perusahaan itu.<br /><br />Karena pekerjaan yang padat, Niluh Djelantik jatuh sakit dan dokter mengingatkan untuk tidak berpergian jauh sekurangnya dalam waktu enam bulan padahal pekerjaannya menuntut Niluh Djelantik untuk berpergian ke beberapa negara.<br /><br />Niluh Djelantik yang saat itu berdomisili di New York akhirnya memutuskan untuk kembali ke Bali lagi.<br /><br />Karena obsesinya terkait tiap perempuan seharusnya bisa memakai sepatu bertumit tinggi dengan nyaman, Niluh Djelantik akhirnya memberanikan diri untuk melahirkan produk sepatu bernama 'NILOU' di kawasan Kerobokan.<br /><br />Saat itu Niluh Djelantik bermodalkan uang sebesar Rp 33 juta.<br /><br />Nama 'NILOU' terbentuk dari slang lafal Niluh di lidah bule dan menciptakan peluang bertemu dengan Cedric Cador.<br /><br />Cedric Cador adalah sosok yang terbiasa memasarkan produk Indonesia di Eropa.<br /><br />Koleksi pertama NILOU pun langsung terkenal di Prancis dan banjir pesanan hingga 4 ribu pasang.<br /><br />Di tahun 2004, Niluh mendapatkan kontrak outsource dari jaringan ritel Topshop yang berpusat di Inggris dan membuat pintu perdagangan ke Eropa makin melebar.<br /><br />Di tahun yang sama, seorang perempuan asal Australia berkunjung ke gerai NILOU di kawasan Seminyak, Bali.<br /><br />Dia adalah Sally Power yang mengaku terkesan dengan sepatu NILOU dan menawarkan diri untuk menjadi distributor di negaranya, Australia.<br /><br />Nama NILOU semakin dikenal, bahkan desainer-desainer internasional yang berproduksi atau mencari inspirasi di Bali ikut memakai produk NILOU.<br /><br />Hubungan profesional mendesainkan sepatu untuk perancang-perancang busana dunia seperti Nicola Finetta, Shakuhachi, Tristanblair, dan Jessie Hill pun terbentuk.<br /><br />Saat NILOU baru lahir, Niluh Djelantik membutuhkan waktu hingga dua bulan untuk menyelesaikan satu desain sepatu.<br /><br />Membutuhkan waktu lama karena perlu berdiskusi dengan pengrajin.

Buy Now on CodeCanyon