Surprise Me!

Profil Cut Nyak Dien - Pahlawan Nasional Pejuang Kemerdekaan

2019-09-30 3 Dailymotion

TRIBUN-VIDEO.COM - Cut Nyak Dien merupakan pahlawan nasional yang lahir di Lampadang, Aceh tahun 1848 dari kalangan bangsawan.<br /><br />Presiden Sukarno menetapkan Cut Nyak Dien sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 106, pada 2 Mei 1964.<br /><br />Cut Nyak Dien melakukan perlawanan terhadap Belanda dari hutan selama 25 tahun dan aktif dalam menulis serta menyampaikan pidato tentang keindahan jihad.<br /><br />Ayah Cut Nyak Dien, Teuku Nanta Setia adalah seorang uleebalang (komandan, atau secara harfiah, perwira militer Sultan) dari VI Mukim Distrik Militer Sagi XXV.<br /><br />Nenek moyang Nanta Setia adalah Panglima Nanta (Panglima Komando), seorang keturunan dari Sultanah Tajjul Alam, seorang duta besar Aceh (juga seorang wanita) untuk Kesultanan Pagaruyung di Sumatra Barat.<br /><br />Cut Nyak Dien menikah muda pada tahun 1862 dengan Teuku Ibrahim Lamnga, putra uleebalang dari Lam Nga XIII.<br /><br />Perjuangan<br /><br />Masa perjuangan Cut Nyak Dien dimulai sejak 26 Maret 1873.<br /><br />Kala itu Belanda telah menyatakan perang kepada Aceh.<br /><br />Tak tanggung-tanggung, pasukan yang dikerahkan Belanda untuk berperang melawan rakyat Aceh berjumlah sekitar 3.198 prajurit.<br /><br />Pada 8 April 1873, pasukan Belanda di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Kohler, mendarat di Pantai Ceureumen dan berhasil menguasai Masjid Raya Baiturrahman.<br /><br />Tak hanya menguasai, Kohler dan pasukan juga membakar masjid tersebut di hadapan rakyat Aceh.<br /><br />Cut Nyak Dien yang melihat peristiwa itu seketika berang.<br /><br />Kendati berhasil memenangkan perang pertama dan menewaskan pimpinan pasukan Belanda yakni Kohler, pertempuran belum berakhir.<br /><br />Di bawah pimpinan berikutnya, yakni Jenderal Han van Swieten, daerah VI Mukim yang notabene tempat tinggal Cut Nyak Dien, berhasil dikuasai Belanda.<br /><br />Setahun berikutnya, Keraton Sultan pun jatuh.<br /><br />Hal itu membuat Cut Nyak Dien dan rombongan kaum ibu lainnya mengungsi pada Desember 1875.<br /><br />Pada 29 Juni 1878, suami Cut Nyak Dien, yakni Ibrahim Lamnga gugur dalam pertempuran melawan Belanda ketika tengah berupaya merebut kembali VI Mukim.<br /><br />Hal itu membuat Cut Nyak Dien semakin geram dan bersumpah akan menghancurkan Belanda.<br /><br />Pada momen ini, tokoh pejuang rakyat Aceh lainnya, Teuku Umar akhirnya melamar Cut Nyak Dien.<br /><br />Pada awalnya Cut Nyak Dien menolak pinangan tersebut.<br /><br />Namun, karena Teuku Umar mengizinkan dan mempersilakannya untuk terjun dalam pertempuran melawan Belanda, Cut Nyak Dien akhirnya menerima dan menikah dengannya pada 1880.<br /><br />Hal tersebut meningkatkan moral semangat perjuangan rakyat Aceh untuk melawan kaphe ulanda (Belanda kafir).<br /><br />Bersama Teuku Umar, Cut Nyak Dien kembali berjuang untuk melawan pasukan Belanda.<br /><br />Pada 1893, Teuku Umar sempat melakukan siasat dengan berpura-pura menyerahkan diri dan menjalin kerja sama dengan Belanda.<br /><br />Hal itu dilakukan untuk mengetahui berbagai strategi perang Belanda.<br /><br />Siasat itu berhasil dilaksanakan.<br /><br />Setelah tiga tahun berkamuflase, Teuku Umar kembali berbalik memerangi Belanda.<br /><br />Tak ayal Belanda harus terus menerus mengganti jenderal perangnya di Aceh kala itu.<br /><br />Namun nahas, pada Februari 1899, Teuku Umar wafat akibat tertembak oleh pasukan Belanda dan Cut Nyak Dien kembali kehilangan suami.<br /><br />Kepergian Teuku Umar sangat memukul perasaan Cut Gambang, anak Cut Nyak Dien dari pernikahannya dengan Teuku Umar.<br /><br />Kendati kembali harus kehilangan suami, hal itu tak membuat Cut Nyak Dien mengerutkan naluri perjuangannya. <br /><br />Cut Nyak Dien memimpin pertempuran melawan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecil.<br /><br />Namun, kondisi Cut Nyak Dien memang semakin renta. Matanya pun mulai rabun.<br /><br />Melihat kondisi demikan, sisa pasukan yang dipimpinnya merasa sangat iba dan tak tega padanya.<br /><br />Karena perasaan iba dan tak tega, salah satu pasukan Cut Nyak Dien yakni Pang Laot Ali, akhirnya memberikan informasi terkait keberadaan markasnya bersama Cut Nyak Dien kepada Belanda. <br /><br />Cut Nyak Dien akhirnya berhasil ditangkap Belanda dan dibawa ke Banda Aceh, sebelum akhirnya dibuang ke Sumedang Jawa Barat pada akhir 1906.<br /><br />Kendati demikian, Cut Gambang berhasil melarikan diri ke tengah hutan ketika ibunya dikepung Belanda.<br /><br />Hingga dua tahun kemudian, Cut Nyak Dien wafat di pengasingan.

Buy Now on CodeCanyon