TRIBUN-VIDEO.COM - Cerpen dengan judul ‘Selamat’ karya aktor Teuku Rifnu Wikana menjadi latar belakang film ini.<br /><br />Kejadian itu berlangsung pada tahun 1999 ketika tinggal di sebuah daerah bernama Sampar.<br /><br />Night Bus merupakan sebuah film bergenre drama-thriller yang bercerita tentang perjalanan mencekam para penumpang bus menuju Sampar.<br /><br />Film ini merupakan debut pertama Darius Sinathrya sebagai seorang produser.<br /><br />Terdapat 15 aktor dan aktris yang bermain di film ini yang semuanya merupakan pemeran utama.<br /><br />Proses penggarapan film memakan waktu yang cukup lama.<br /><br />Film yang disutradarai Emil Hariadi ini memulai syuting pertamanya di tahun 2015.<br /><br />Kesulitan memilih pemain dan tempat pengambilan gambar yang berpindah-pindah membuat proses film ini menghabiskan banyak waktu.<br /><br />Film ini tidak diserahkan ke sebuah rumah produksi besar, namun membuat rumah produksi sendiri dengan nama Night Bus Pictures.<br /><br />Dana yang digunakan untuk pembuatan film ini dikumpulkan lewat sebuah penggalangan dana masyarakat (crowdfunding) yang dilakukan pada pertengahan 2015.<br /><br />Dalam penayangannya pada 5 April 2017, film ini tak mampu bersaing dengan film lain yang berujung pada satu minggu penayangan dan hanya ditonton sebanyak 20 ribu orang saja<br /><br />Namun, hal itu tak menjadi penghalang Night Bus untuk memenangkan penghargaan di Festival Film Indonesia 2017.<br /><br />Ada enam piala penghargaan FFI yang jatuh ke tangan Teuku Rifnu Wikana dan kawan-kawan, termasuk penghargaan tertinggi FFI, kategori film Terbaik 2017.<br /><br />Sinopsis<br /><br />Kisah diawali dengan sekelompok orang yang memiliki latar dan tujuan masing-masing.<br /><br />Ada yang ingin mencari kerja, ada yang ingin pulang, ada jurnalis, ada juga yang mencari temannya yang hilang.<br /><br />Mereka disatukan dalam sebuah bus yang berangkat dari Kota Rampak menuju Sampar.<br /><br />Dikemudikan oleh Amang (Yayu Unru) dengan kondekturnya Bagudung (Teuku Rifnu Wikana).<br /><br />Sampar merupakan kota yang terkenal kaya sumber daya.<br /><br />Namun konflik antara tentara dengan militan pemberontak penuntut kemerdekaan terus terjadi.<br /><br />Meski begitu para penumpang bus yang sudah terbiasa dengan konflik berpikir perjalanan mereka akan aman-aman saja.<br /><br />Rupanya ada penyusup yang membawa pesan penting, yang dapat mengakhiri konflik yang terjadi di Sampar.<br /><br />Kehadirannya membahayakan semua penumpang, karena dicari oleh kedua pihak yang tengah bertikai.<br /><br />Terlebih para penumpang harus menghadapi kaum oportunis yang justru tidak menginginkan konflik berakhir.