Semasa mengamen di jalanan Slipi, Jakarta Barat, pada akhir 1980-an, postur tubuh Didi Prasetyo cenderung kurus. Sedemikian kurus hingga pipinya pun cekung yang istilahnya dalam bahasa Jawa adalah <i>kempot</i>. Inilah yang kemudian menjadi nama panggilan akrabnya di kalangan Kelompok Pengamen Trotoar (Kempot).<br /> Kisah <i>Kempot</i> dalam Didi Kempot
