PALEMBANG, KOMPAS.TV - Pengurus klenteng memandikan patung-patung dewa dan dewi serta memasang lampion untuk mempercantik klenteng tertua di Palembang itu. <br /> <br />Menjelang perayaan Imlek, klenteng Tri Darma Chandra Nadi, di kelurahan 10 Ulu, Palembang, Sumatera Selatan, mulai berbenah. <br /> <br />Pengurus klenteng sibuk mengecat halaman dan dinding klenteng, yang terlihat kusam, dan memandikan patung-patung dewa dan dewi yang ada di dalam klenteng. <br /> <br />Mereka juga membersihkan alat sembahyang, yang akan dipakai umat beribadah. <br /> <br />Pengurus juga memperindah suasana sekitar kelenteng dengan memasang lebih dari 2 ribu lampion berwarna merah di halaman dan lingkungan kelenteng. <br /> <br />Kelenteng yang juga dikenal dengan kelenteng Dewi Kwan Im merupakan kelenteng tertua di palembang, yang diperkirakan dibangun sejak tahun 1773. <br /> <br />Saat perayaan Imlek, ratusan ribu umat Tridarma di kota Palembang datang ke tempat ini mulai malam tahun baru hingga pagi harinya. <br /> <br />Imlek atau perayaan tahun baru berdasarkan penanggalan yang berpijak pada pergerakan bulan memang lekat dengan bangsa Tionghoa. <br /> <br />Tradisi ini dipegang keturunan Tionghoa di berbagai negara, termasuk Indonesia. <br /> <br />Bangsa China memang memiliki peran besar dalam peradaban dunia, terutama daya jelajah masyarakatnya ke pelosok dunia. <br /> <br />Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa historiografi atau penulisan sejarah Indonesia tidak lepas dari peran bangsa China di Indonesia. <br /> <br />Aktivitas kerajaan di Nusantara misalnya, yang sudah terekam dalam jurnal atau catatan penjelajah China sejak abad ke-4 hingga abad ke-7. <br /> <br /> <br />
