JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal alias BKPM, Bahlil Laha-Dalia, mengingatkan perkembangan teknologi bisa membuat perempuan kehilangan pekerjaan dan digantikan oleh robot. <br /> <br />Padahal dalam beberapa tahun terakhir, perempuan sudah terbukti semakin memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, bahkan di dunia. <br /> <br />Kian hari, dunia semakin berubah. <br /> <br />Perkembangan teknologi adalah keniscayaan yang bersifat universal. <br /> <br />Di dunia, tekonologi berkembang tanpa memilih gender. <br /> <br />Baik pria dan perempuan, sama-sama punya hak menikmati kemudahan teknologi. <br /> <br />Meski memang, perkembangan teknologi juga membuat penyerapan tenaga kerja semakin sempit. <br /> <br />Menurut catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal, alias BKPM, jika ekonomi tumbuh 1 persen di tahun 2013, jumlah tenaga kerja yang terserap mampu mencapai 720.000 orang. <br /> <br />Tapi seiring kemajuan alat dan sistem kerja, pertumbuhan ekonomi 1 persen di 2019, hanya mampu menyerap 110.000 tenaga kerja. <br /> <br />Sayangnya, BKPM melihat, kemajuan teknologi ini hanya mengancam pekerja perempuan yang bisa diganti dengan robot. <br /> <br />Teknologi adalah kemudahan sekaligus \"masalah baru\" di dunia kerja. Pemerintahlah yang bertugas menjamin perempuan tetap punya kesempatan di dunia kerja. <br /> <br />Presiden ke 44 Amerika Serikat Barack Obama, pernah bilang, jika tiap negara dijalankan perempuan, peningkatan akan terjadi di berbagai aspek. <br /> <br />Direktur pelaksana IMF 2011 sampai 2019 Christine Lagarde juga berkata, peran perempuan dalam ekonomi sudah mulai tinggi, dan terbukti meningkatkan PDB dunia. <br /> <br />Menurut catatan IMF, berkat perempuan, peningkatan nilai PDB di Jepang bisa mencapai 9 persen, Korea 10 persen dan bahkan India sampai 27 persen. <br /> <br />Sementara, berdasar data ILO 2016, kontribusi perempuan terhadap ekonomi di Idnonesia masih kalah dibanding Malaysia dan yang paling tinggi adalah Tiongkok sampai 41 persen. <br /> <br />Di Indonesia, perusahaan seperti Freeport yang identik dengan laki-laki bahkan \"lebih suka\" mempekerjakan perempuan. <br /> <br />Tugas negara, cukup hanya bersikap adil, dan melindungi warganya tanpa rasa takut. <br /> <br />Layaknya teknologi, kemajuannya juga tak pernah tebang pilih, tak hanya dinikmati oleh pria, tetapi juga perempuan. <br /> <br />