JAKARTA, KOMPAS.TV - Belum ada keputusan yang diambil pemerintah soal pemulangan Warga Negara Indonesia, mantan anggota kelompok teroris ISIS ke tanah air. <br /> <br />Rapat terbatas dibutuhkan untuk menghitung dan mengumpulkan data dari sejumlah kementerian dalam mempertimbangkan keputusan. <br /> <br />Pemulangan WNI eks ISIS menjadi perdebatan. <br /> <br />Pernyataan Presiden Jokowi pun menyatakan tidak karena belum adanya ratas. <br /> <br />\"Kalau bertanya kepada saya, ini belum ratas ya. Kalau bertanya kepada saya, saya akan bilang tidak.\" tegas Jokowi. <br /> <br />Meski sebagian di antaranya kini ada yang telantar di Suriah dan beberapa negara lain, ada hal yang perlu diantisipasi di tanah air, termasuk potensi bibit baru terorisme. <br /> <br />Pasalnya, sejumlah tindakan terorisme di dalam negeri dilakukan oleh mantan kombatan kelompok teror di luar negeri. <br /> <br />Menurut Mahfud, berdasarkan laporan resmi dari tim yang dikirim ke Suriah dan sejumlah negara lain, saat ini ada 660 WNI yang diduga bergabung dengan ISIS. <br /> <br />184 di antaranya berada di Suriah, terdiri dari 31 laki-laki dan 153 perempuan dan anak-anak. <br /> <br />Namun, sebagian dari mereka telah membakar paspor Indonesia. <br /> <br />Pemerintah kini mempertimbangkan pemulangan WNI eks ISIS dari sejumlah aspek, yakni dimensi kemanusiaan, aspek keamanan negara, dan aspek hukum yang akan diterapkan pada mereka yang melanggar hukum. <br /> <br />Pasalnya, upaya deradikalisasi juga masih jadi pekerjaan rumah besar yang dinilai sejumlah pengamat belum efektif. <br /> <br />
