SURABAYA, KOMPAS.TV - Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya merilis hasil pengungkapan pabrik rumahan ganja sintetis di sebuah apartemen di Surabaya, Jawa Timur. <br /> <br />14 tersangka ditangkap beserta 28 kilogram ganja sintetis. <br /> <br />Pabrik rumahan narkoba golongan I ini dikendalikan oleh seorang narapidana kasus narkoba dari sebuah lapas di Jawa Tengah. <br /> <br />Empat orang tersangka berperan sebagai peracik, pembuat, hingga pengemas. <br /> <br />Penjualan barang ilegal ini dilakukan melalui media sosial. <br /> <br />Para tersangka juga memanfaatkan jasa ekspedisi, termasuk ojek daring untuk mengirim narkoba ke setiap konsumen. <br /> <br />Sebelumnya polisi berhasil menangkap 4 orang pria pembuat ganja sintetis juga menyita 5 kilogram ganja sintetis yang sebagian sudah dikemas dalam 50 kemasan besar dan kecil dan dijual dengan harga Rp 400 ribu rupiah perkemasanya. <br /> <br />Ganja sintetis ini dipasok di sejumlah kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jakarta, Kalimantan, Bandung, Makassar, Bali, serta Sumatera, melalui sistem online. <br /> <br />Menurut Wadir Resnarkoba Polda Jatim AKBP Nasriadi, ganja sintetis ini dibuat dari tembakau gayo yang didatangkan dari Cianjur oleh satu diantara pelaku bernama Aris. <br /> <br />Ganja sintetis ini memiliki efek halusinasi yang sangat tinggi dan menyebabkan ketergantungan terhadap pemakainya karena dicampur dengan zat kimia perasa makanan seperti rasa buah-buahan. <br /> <br />Satu diantara pelaku mengaku, home industri dalam apartemen di Surabaya ini sudah dijalankan sejak bulan September 2019 lalu. <br />Pelaku mengaku mendapat upah dari bandar sebesar Rp 100 ribu rupiah tiap paket. <br /> <br />Penggerebekan ini merupakan pengembangan dari penangkapan bandar ganja sintetis di sebuah apartemen di Jakarta yang berhasil menyita 25 kilogram ganja. <br /> <br />
