SURABAYA, KOMPAS.TV - Untuk perawatan taman kota, Pemerintah Kota Surabaya memanfaatkan pupuk kompos hasil olahan sendiri. <br /> <br />Langkah ini dinilai efektif untuk mengurangi biaya pupuk kimia hingga 50 persen. <br /> <br />Hanya pohon dengan ranting besar, rimbun, dan menjuntai yang menjadi sasaran potong petugas. <br /> <br />Di musim hujan seperti saat ini, petugas bahkan bisa menebang hingga 50 pohon per hari. <br /> <br />Hasil penebangan pohon biasanya dikumpulkan di tempat pembuangan sampah terdekat untuk diolah menjadi pupuk kompos. <br /> <br />Sampah yang tiba, kemudian dipisah berdasarkan kategori organik dan anorganik. <br /> <br />Di TPS Jambangan, proses pembuatan pupuk kompos memakan waktu 21 hari hingga siap digunakan. <br /> <br />Hal ini lebih cepat dari proses pembuatan pupuk kompos biasanya yang memakan waktu hingga 3 bulan. <br /> <br />Rata-rata dalam sehari, TPS Jambangan bisa menghasilkan 6 ton pupuk kompos yang bisa digunakan untuk 50 pohon besar. <br /> <br />Di Surabaya, ada 25 rumah kompos dan lebih dari 100 TPS yang tersebar di 5 wilayah kota yang seluruhnya memproduksi pupuk kompos setiap hari. <br /> <br />Pupuk kompos sebagian digunakan untuk perawatan taman kota. <br /> <br />Lumayan, dalam sebulan pemerintah kota bisa menghemat anggaran pupuk hingga 50 persen. <br /> <br />Bahkan, warga yang membutuhkan kompos pun bisa mendapatkannya cuma-cuma. <br /> <br />Di tahun ini, Pemerintah Kota Surabaya menganggarkan biaya pengelolaan sampah sebesar 30 miliar rupiah. <br /> <br />Anggaran itu termasuk untuk pengembangan rumah kompos dan pusat daur ulang di Kota Surabaya. <br /> <br />
