JAKARTA, KOMPAS.TV - Corona benar-benar membuat ekonomi Indonesia di ujung bahaya. <br /> <br />Segala sektor bisnis ekspor maupun impor dipastikan terpukul. <br /> <br />Akibat virus Corona, Indonesia, dibayangi ketidakpastian ekspor dan impor. <br /> <br />Neraca transaksi berjalan, akan ikut terdampak, sebab Indonesia, masih bergantung pada aktivitas di Tiongkok. <br /> <br />Ekonom Indef, Bhima Yudhistira, menyoroti virus Corona, yang bisa membahayakan sektor ekspor dan impor Indonesia terhadap Tiongkok. <br /> <br />Akibat wabah Corona, di 2020, bhima memprediksi defisit transaksi berjalan stagnan, meski relatif membaik, dibawah 2,7%. <br /> <br />Tapi menurut Bhima, ini justru bukan pertanda baik. <br /> <br />Sebab, kondisi ini lebih disebabkan impor yang merosot tajam, padahal ekspor juga masih lesu. <br /> <br />Josua Pardede, Ekonom Bank Permata mengatakan, Corona, akan menggerakkan CAD di kuartal satu, justru sebesar 2,7 sampai 2,9%. <br /> <br />Aktivitas manufaktur Tiongkok yang belum normal, ikut mempengaruhi tak hanya Indonesia, tapi rantai pasok global. <br /> <br />Selain perdagangan ekspor dan impor, sektor wisata dengan menurunnya wisatawan asing, ikut menekan terhadap perdagangan dan wisata. <br /> <br />Selama 2019, Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan, atau CAD, setara 2,72% dari total produk domestik bruto, atau PDB. <br /> <br />Penopangnya, neraca perdagangan non migas yang surplus, imbas penurunan impor non migas di tengah ekspor non migas yang belum kuat. <br /> <br />
