JAKARTA, KOMPAS.TV - Permintaan tiba-tiba melonjak, membuat harga masker melesat hingga 10 kali lipat dari harga normal. <br /> <br />Pemerintah pun memantau agar spekulan tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan. <br /> <br />Masker diburu, harganya pun jadi selangit. <br /> <br />Masyarakat memborong masker pasca pengumuman virus corona sudah masuk ke Indonesia. <br /> <br />Harganya pun bisa melonjak bahkan hingga 10 kali lipat dari harga biasa. <br /> <br />Dari pantauan tim liputan di pasar Pramuka Jakarta, masker 3 PLY yang biasa dijual Rp 30.000, bisa mencapai Rp 350.000. <br /> <br />Sementara masker N-95 yang harganya Rp 40.000 melonjak jadi Rp 450.000 <br /> <br />Spekulan pun dikhawatirkan ikut bermain saat kondisi seperti ini. <br /> <br />Kementerian perdagangan bekerja sama dengan Satgas pangan akan menindak pelaku usaha dan spekulan yang memainkan harga masker. <br /> <br />Tak hanya di Jakarta tapi di seluruh lokasi di Indonesia. <br /> <br />Ketakutan berlebihan yang memicu Panic Buying atau panik dalam berbelanja bukan hanya terjadi pada barang masker. <br /> <br />Di awal pekan, supermarket sempat diburu masyarakat yang memborong bahan pokok, tisu, hingga hand sanitizer atau cairan pembersih tangan. <br /> <br />Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, aprindo mencatat ada 6 kota besar terjadi panic buying. <br /> <br />Pemerintah daerah pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, karena stok barang dipastikan aman., <br /> <br />Meski ada masyarakat yang panik memborong, ada pula yang masih menjalani hidup seperti biasa. <br /> <br />Yang penting menjaga kesehatan diri sendiri. <br /> <br />Tetap waspada, namun jangan panik. <br /> <br />Melakukan pencegahan mutlak dilakukan, asal jangan sampai ketakutan berlebihan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. <br /> <br /> <br />