JAKARTA, KOMPAS.TV - Berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, permintaan rempah-rempah semakin tinggi. Harga rempah-rempah seperti jahe dan temulawak pun mulai naik di pasaran. <br /> <br />Di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, harga rempah seperti jahe merah, naik signifikan. <br /> <br />Jahe merah semula Rp 50.000 rupiah per kilogram, kini menjadi Rp 80.000 perkilo. <br /> <br />Kencur semula Rp 40.000 per kilo sekarang dijual sekitar Rp 80.000 hingga Rp 100.000 perkilo. <br /> <br />Sedangkan kunyit, harga masih relatif stabil, di kisaran Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kilo. <br /> <br />Menurut pedagang, kenaikan beberapa jenis rempah-rempah ini sudah berlangsung sejak 4 hari lalu, sejak kasus perdana positif corona di Indonesia. <br /> <br />Rempah-rempah seperti jahe, kunyit dan temulawak semakin diminati warga, tentunya saat virus corona telah masuk ke tanah air. <br /> <br />Bahkan salah seorang pedagang di pasar mengaku permintaan yang tinggi saat ini mendongkrak harga rempah. <br /> <br />Salah satu pedagang rempah-rempah menyebutkan saat ini banyak pelanggannya yang complain karena harga berubah. <br /> <br />Sementara, naiknya harga rempah ini membuat pusing pemilik rumah makan. <br /> <br />Terlebih, Rumah Makan Padang. <br /> <br />Pemilik Rumah Makan Padang, Rifki menyebutkan kenaikan rempah-rempah sangat berdampak pada usahanya, pasalnya banyak sekali makanan-makanan Padang yang membutuhkan rempah-rempah seperti jahe dan kunyit sebagai bahan baku bumbunya. <br /> <br />Namun, Rifqi menyebutkan jika ia saat ini berusaha menjaga harga masakan yang dijualnya agar pelanggan setianya tidak kecewa. <br /> <br />
