SIKKA, KOMPAS.TV - Tingginya kasus kematian akibat wabah DBD di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, diduga dipicu karena kurang baiknya pengelolaan sampah di wilayah ini. <br /> <br />Hal ini terlihat dari banyaknya sampah di sejumlah tempat di Kota Maumere, Nusa Tenggara Timur. <br /> <br />Demam berdarah telah membuat kewalahan Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. <br /> <br />Data Pemerintah Kabupaten Sikka menunjukkan, sebanyak 1.172 orang menderita DBD dalam 3 bulan terakhir. <br /> <br />88 di antaranya masih dirawat di rumah sakit. <br /> <br />Sebanyak 13 orang meninggal dunia. Semua masih anak-anak. <br /> <br />sampah diduga menjadi salah satu biang tingginya demam berdarah di Kabupaten Sikka. <br /> <br />Dari pantauan jurnalis Kompas TV di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, sampah menumpuk di sejumlah lokasi. <br /> <br />Di antaranya depan Kantor Bea Cukai Maumere, dan ruas Jalan Nong Meak. <br /> <br /> <br />Tumpukan sampah bahkan terlihat Di Rumah Sakit Umum TC Hillers Maumere. <br /> <br /> <br />Bupati Sikka mengaku kewalahan dalam menangani masalah sampah. <br /> <br />Sikka menjadi sorotan Kementerian Kesehatan karena menjadi kabupaten dengan jumlah kematian tertinggi di Nusa Tenggara Timur. <br /> <br />Total ada 31 orang meninggal akibat DBD di NTT. <br /> <br />Mayoritas berada di sikka dengan jumlah 13 orang. <br /> <br /> <br />Hari ini (09/03/2020), Kementerian Kesehatan dan TNI meninjau langsung penanganan kasus DBD di NTT. <br /> <br /> <br /> <br />
