DENPASAR, KOMPAS.TV - Sudah menjadi tradisi menjelang hari suci nyepi, para pemuda di Bali membuat Ogoh-Ogoh, yang ditujukan untuk menyucikan lingkungan dari roh jahat. <br /> <br />Sekelompok pemuda di Denpasar, berinisiatif membuat Ogoh-Ogoh menggunakan bahan ramah lingkungan, yang bisa digerakkan melalui aplikasi di ponsel pintar. <br /> <br />Ogoh-Ogoh sang bakasura ini merupakan karya sekaa teruna-teruni perabhu, atau komunitas pemuda pemuda di Jalan Ratna, Denpasar, Bali. <br /> <br />Ogoh-Ogoh ini terlihat seperti Ogoh-Ogoh pada umumnya, yang kerap berarak untuk menyucikan lingkungan dari roh jahat, menjelang hari suci Nyepi. <br /> <br />Ogoh-Ogoh sang bakasura berbeda. Ogoh-Ogoh ini terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. <br /> <br />Sekujur tubuh Ogoh-Ogoh menggunakan 25 kilogram kulit telur, yang diambil dari pedagang martabak dan nasi goreng. <br /> <br />Telapak kaki dan tangannya, terbuat dari daun jagung. <br /> <br />Kukunya terbuat dari kulit kelapa, sementara rambutnya terbuat dari serat pandan. <br /> <br />Ogoh-Ogoh bakasura ini dapat membelah diri, dan mengeluarkan Ogoh-Ogoh krisna. <br /> <br />Sama seperti kisah Bakasura yang berhasil Menelan Krisna. <br /> <br />Namun tubuhnya malah terbelah dan keluarlkah Krisna, dalam keadaan selamat. <br /> <br />Ogoh-Ogoh bakasura yang bisa terbelah ini, digerakkan oleh motor listrik, yang dikendalikan dari aplikasi di ponsel pintar. <br /> <br />Menurut rencana Ogoh-Ogoh ini akan diarak pada malam pengrupukan, atau sehari sebelum Nyepi. <br /> <br />Namun karena ada imbauan terkait pencegahan penyebaran virus corona, Ogoh-Ogoh hanya diarak di wilayah banjar, atau rukun warga saja. <br /> <br />Meski kecewa, para pemuda memaklumi, demi terputusnya rantai penyebaran virus corona. <br /> <br />Ogoh-Ogoh sang bakasura dengan tinggi 4,5 meter, telah dibuat sejak 2 bulan lalu. <br /> <br />15 belas pemuda bergotong-royong dalam pengerjaannya. <br /> <br />Ogoh-Ogoh ini menelan biaya 15 juta rupiah, yang berasal dari kas komunitas. <br /> <br />
