KOMPAS.TV - Merujuk imbauan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat menyebut akan melakukan rapid test masif dengan skema petugas kesehatan mendatangi warga terdata ke rumah untuk mengambil sampel. <br /> <br />Sampel selanjutnya, dikumpulkan untuk diperiksa di Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi. <br /> <br />Diperkirakan ada 1200 sampel pertama rapid tes masif, bagi masyarakat berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan 50 orang terdekat ODP serta Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 50 orang terdekat PDP. <br /> <br />Sedangkan tahap kedua diperuntukan bagi petugas kesehatan dan profesi yang banyak berinteraksi langsung ke masyarakat. <br /> <br />Selain Bekasi, Pemerintah Kota Depok juga akan melakukan rapid test secara masif, di alun alun Kota Depok. <br /> <br />Pemeriksaan diprioritaskan bagi warga Depok khususnya ODP dan PDP. <br /> <br />Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok menjadi rujukan pasien terkait covid-19. <br />Peneliti Biologi Molekuler, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo menyebut tingkat akurasi rapid test hanya sekitar 30 persen untuk mendeteksi covid-19. <br /> <br />Rapid test hanya dapat dijadikan penunjang dari tes spesimen yang sudah ada. <br /> <br />Bahkan disebut, rapid test berpotensi menghasilkan 70% hasil negatif Covid-19 palsu. <br /> <br />Seharusnya, pemerintah tak menggantikan tes spesimen Atau Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan akurasi mencapai di atas 70%. <br /> <br />Selanjutnya untuk menyiasati terus bertambahnya jumlah pasien corona pasca rapid test, Presiden Joko Widodo, Senin 23 Maret 2020 meresmikan operasional Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. <br /> <br />Nantinya, pasien yang dirawat di RS Darurat ini adalah mereka dengan indikasi gejala menderita covid-19 ringan dan menengah. <br /> <br />Namun harus mendapat rujukan dari rumah sakit yang ditunjuk pemerintah. <br /> <br /> <br />
