JAKARTA, KOMPAS.TV - Akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama, diprediksi melemah di bawah lima persen. <br /> <br />Konsumsi yang biasanya jadi tulang punggung ekonomi Indonesia, berpotensi melorot. <br /> <br />Namun yang terpenting saat ini adalah memutus virus terlebih dulu. <br /> <br />Sepi, bahkan cenderung tak ada pengunjung. <br /> <br />Inilah kondisi salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Utara, pasca imbauan untuk tetap di rumah digaungkan. <br /> <br />Pusat perbelanjaan pun mulai mengatur jam operasional. Dan memproyeksi, omzet akan turun drastis. <br /> <br />Konsumsi, selama ini jadi tulang punggung ekonomi Indonesia. <br /> <br />Namun pandemi virus corona sudah bisa dipastikan akan memukul konsumsi. <br /> <br />tahun lalu, konsumsi berkontribusi lebih dari 50 persen untuk pertumbuhan ekonomi. <br /> <br />Jauh lebih tinggi dibanding konstribusi pembentukan modal tetap bruto dan ekspor barang dan jasa. <br /> <br />Bank Indonesia lewat survei penjualan eceran pun memproyeksi bulan Februari penjualan ritel akan melambat 1,9 persen. <br /> <br />Sementara di Januari terkontraksi minus 0,3 persen. <br /> <br />Meski tanda perlambatan nyata, kamar dagang indonesia menilai prioritas utama saat ini adalah memutus virus terlebih dahulu, setelahnya barulah stimulus untuk merangsang ekonomi bisa dievaluasi. <br /> <br />Senada dengan kadin, asosiasi pengusaha Indonesia mendorong agar infrastruktur kesehatan ditingkatkan. <br /> <br />Lalu bagaimana masyarakat menanggapi kondisi ini? Waspada sudah pasti, panik dijauhi. <br /> <br />Masyarakat pun menantikan langkah pasti apa dari pemerintah untuk menanggulangi pandemi ini. <br /> <br />Manusia manusia manusia, harus jadi pilihan pertama saat ini. <br /> <br />Awan kelabu ekonomi sudah pasti akan terjadi. <br /> <br />Tapi untuk kondisi saat ini, ekonomi bisa dinomorduakan terlebih dulu. <br /> <br />Karena tanpa manusia sehat sudah pasti ekonomi akan tambah sakit. <br /> <br />
