Surprise Me!

Manuver SKK Migas Ditengah Pandemi Corona

2020-04-17 6,741 Dailymotion

JAKARTA, KOMPAS.TV - Harga minyak masih tertekan, meski Opec dan Rusia sudah membuat kesepakatan memangkas produksi 9,7 juta barel per hari. <br /> <br />Pemangkasan ini merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan. <br /> <br />Opec memperkirakan permintaan minyak global memang akan turun sampai 6,9 juta barel per hari atau 6,9 persen tahun ini. <br /> <br />Hal ini tidak lain akibat pandami korona yang mengakibatkan permintaan minyak menurun. <br /> <br />Harga minyak anjlok, konsumsi minyak dunia juga ikut turun karena wabah Covid-19. <br />Apa manuver yang dilakukan SKK Migas di kondisi seperti ini? <br /> <br />Sudah bergabung dengan kami, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. <br /> <br />Sementara itu, Menteri Keuangan menggelar rapat melalui video konferensi bersama awak media, Rabu (1,4,2020). <br /> <br />Rapat tersebut membahas soal skenario berat hingga skenario paling buruk yang akan dialami Indonesia akibat pandemi virus corona (Covid-19). <br /> <br />Kepada awak media, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia (RI) dapat mengalami kontraksi hingga 0,4 persen pada akhir tahun. <br /> <br />Untuk skenario berat, perekonomian Indonesia hanya akan tumbuh di kisaran 2,3 persen. <br /> <br />Selain itu, Sri Mulyani juga sempat memaparkan bahwa skenario berat hingga terburuk mengenai pertumbuhan ekonomi RI akan berada di kisaran 2,5 persen hingga 0 persen. <br /> <br />\\"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3 persen, bahkan skenario lebih buruk -0,4 persen,\\" ujar Sri Mulyani dalam conference call, Rabu (1,4,2020). <br /> <br />Angka tersebut jauh dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang menetapkan pertumbuhan APBN sebesar 5 persen. <br /> <br /> <br />

Buy Now on CodeCanyon