JAKARTA, KOMPAS.TV - Satu hari menjelang Ramadan, harga daging ayam masih saja terpuruk. <br /> <br />Di saat pasokan melimpah, jumlah penyerapan alias pembelian justru bertambah minim. <br /> <br />Sementara itu, pasokan daging sapi impor kemungkinan tersendat, karena negara produsen sedang melakukan lockdown, merespons Covid-19. <br /> <br />Pandemi Covid-19 alias corona, menambah berat timbangan beban harga daging ayam. <br /> <br />Jauh sebelum ada corona, harga ayam saja sudah rontok. <br /> <br />Ditambah saat ini, melimpahnya pasokan, tak sebanding dengan minimnya jumlah permintaan. <br /> <br />Di kabupaten karangasem bali misalnya. <br /> <br />Harga ayam negeri yang biasanya dijual Rp 45.000 per kilo, anjlok jadi Rp 35.000. <br /> <br />Berbeda dengan ayam, harga daging sapi sampai saat ini masih stabil di kisaran Rp 85.000 per kilogram. <br /> <br />Mengutip data kementerian pertanian, kebutuhan daging sapi atau kerbau diperkirakan mencapai 302.000 ton. <br /> <br />Sedangkan lokal, bisa memasok sampai 165.000 ton, atau separuhnya. <br /> <br />Sisanya, akan dipenuhi dari impor, meski sedikit ada rintangan. <br /> <br />Secara umum, pemerintah menjamin, ketersediaan bahan pokok jelang ramadan tercukupi. <br /> <br />Impor daging akan mulai masuk dalam beberapa pekan ke depan. <br /> <br />Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, permintaan daging selama ramadan dan idul fitri tahun ini, diprediksi tak setinggi tahun kemarin. <br /> <br />Daya beli masyarakat saat ini benar-benar masih butuh ditopang. <br /> <br /> <br /> <br />