BELU, KOMPAS.TV - Pandemi Covid-19 tidak menurunkan semangat juang salah satu petani tomat untuk menjual hasil panen kepada para pembeli. <br /> <br />Dengan mengandalkan media sosial, dia masih bisa menikmati penjualan hasil tomat kepada pembeli dengan harga yang terjangkau. <br /> <br />Hamparan kebun tomat ini tak akan jadi uang jika John Tubani tak berinovasi. <br /> <br />Dia harus memutar otak agar tomat hasil panennya bisa sampai ke pembeli. <br /> <br />Dengan menggunakan media sosial, dia akhirnya bisa langsung berinteraksi dengan pembeli. <br /> <br />Harganya pun lebih murah karena pembeli membeli langsung dari hasil kebun John Tubani di Belu, Nusa Tenggara Timur. <br /> <br />Sebelumnya petani tomat biasanya menjual dengan cara mengantar tomat ke pasar pasar terdekat. <br /> <br />Saat ini tidak bisa dilakukan karena penerapan PSBB warga lebih memilih di dalam rumah. <br /> <br />Bila petani ini tidak mencari cara untuk bisa menjual tomatnya, petani ini bisa merugi hingga ratusan juta rupiah. <br /> <br />Karena sistem pertanian yang dilakukan petani ini menggunakan pola pertanian drip irigation atau irigasi tetes yang membutuhkan biaya cukup mahal. <br /> <br />
