KOMPAS.TV - Di tengah pandemi Covid-19, jasa penukaran uang baru untuk lebaran di Kota Blitar, Jawa Timur, mulai bermunculan. <br /> <br />Sepinya kota, karena warga berada dirumahaja, membuat keuntungan jasa penukaran uang, menurun drastis, dibanding tahun lalu. <br /> <br />Dua pekan menjelang Idul Fitri, jasa penukaran uang baru di Kota Blitar, Jawa Timur, mulai bermunculan. <br /> <br />Imbauan untuk dirumahaja selama pandemi Covid-19, membuat kota menjadi sepi. <br /> <br />Namun pemberi jasa penukaran uang, berusaha optimistis. <br /> <br />Jasa penukaran uang biasanya menyiapkan modal 3 hingga 5 juta rupiah. <br /> <br />Mereka menyiapkan uang pecahan dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu, dan dua puluh ribu rupiah. <br /> <br />Untuk setiap seratus ribu rupiah, dikenakan biaya jasa tukar sebesar 8 ribu rupiah. <br /> <br />Uang-uang baru didapat para pemberi jasa, dari seseorang yang sudah menukarkan uang di bank, jauh-jauh hari sebelum ramadan. <br /> <br />Sehingga, ketika bank indonesia sedang tidak menerima penukaran uang, para pemberi jasa masih bisa menjalankan usahanya. <br /> <br />Saat ini, dalam sehari, jasa penukaran uang meraup untung 50 hingga 70 ribu rupiah per hari. <br /> <br />Keuntungan ini sangat jauh berbeda, dibanding ramadan tahun lalu, yang bisa mencapai hingga 500 ribu rupiah per hari. <br /> <br />Pemerintah Kota Blitar telah mengeluarkan imbauan agar warga tidak menukarkan uang, guna meminimalisasi penyebaran virus Corona. <br /> <br />Untuk menghindari kerumunan, para pengusaha meminta warga untuk menjaga jarak fisik, ketika sedang menukarkan uang. <br /> <br />