KOMPAS.TV - Para pedagang dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang terdampak cukup hebat akibat pandemi Covid-19 di Indonesia. <br /> <br />Hal ini karena UMKM bersifat harian dan banyak mengandalkan interaksi langsung sehingga adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tentu saja membuat permintaan turun drastis. <br /> <br />Untuk membantu memulihkan ekonomi nasional, pemerintah akan menggelontorkan 641,17 triliun rupiah yang terbagi dari 11 instrumen kebijakan. <br /> <br />Salah satunya instrumen yang menyangkut UMKM dan koperasi, yaitu adanya subsidi bunga senilai 34,15 triliun rupiah. <br /> <br />Nilai itu terbagi untuk BPR, Perbankan, dan perusahaan pembiayaan 27,26 triliun rupiah. <br /> <br />KUR, Mekaar, dan Pegadaian 6,4 triliun rupiah, dan UMKM online, LPDB, Koperasi, dan lain lain 0,49 triliun rupiah. <br /> <br />Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pemerintah fokus menjaga dunia usaha yang saat ini sedang terpuruk. <br /> <br />Terutama bagi UMKM yang sangat merasakan dampak penurunan aktivitas ekonomi lantaran adanya PSBB. <br /> <br />Namun upaya pemulihan ekonomi nasional dengan gelontoran dana 641 triliun rupiah ini mendapat kritik dari pelaku dan pengamat UMKM. <br /> <br />Sektor UMKM dinilai seperti dianaktirikan, khususnya untuk alokasi anggaran koperasi yang hanya mendapat sekitar 500 miliar rupiah dan itupun berbentuk subsidi bunga. <br /> <br />Saat ini ada 41 juta UMKM yang sudah tersambung dengan lembaga pembiayaan dan bank. <br /> <br />Sementara 23 juta UMKM lainnya belum pernah mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan sehingga peran koperasi bisa dimaksimalkan untuk bantuan modal bagi UMKM untuk menyelamatkan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19. <br /> <br />
