SURABAYA, KOMPAS.TV - Pemkot Surabaya optimistis Kota Surabaya tidak akan seperti Kota Wuhan, Tiongkok. <br /> <br />Meski saat ini jumlah kasus positif corona di Surabaya melonjak. <br /> <br />Kekhawatiran Kota Surabaya bisa seperti Wuhan dinyatakan oleh ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Pemprov Jatim, Joni Wahyuhadi. <br /> <br />Menanggapi kekhawatiran ini, Pemkot Surabaya melalui Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Muhammad Fikser, menyatakan melonjaknya jumlah kasus positif setelah dilakukan rapid test dan swab secara masif. <br /> <br />Sekitar 20.000 warga Surabaya juga telah dilakukan rapid test secara masif. <br /> <br />Hasilnya, 2.000 lebih yang dinyatakan reaktif dan dilanjutkan dengan tes swab PCR. <br /> <br />"Kalaupun jumlah Surabaya akhir-akhir cukup besar, karena memang dilakukan rapid test dan swab secara besar-besaran di level bawah. Nah tentunya itu mempengaruhi hasil. Jadi ya kita berusaha untuk seperti di Wuhan itu tidak terjadi di Surabaya," ucapnya. <br /> <br />Sementara Laboratorium Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga Surabaya, sejak Kamis (28/05/2020) hingga 14 hari ke depan menghentikan penerimaan sampel baru Covid-19. <br /> <br />Penghentian ini dikarenakan ada sejumlah petugas laboratorium yang terpapar Covid-19. <br /> <br />Selain sejumlah petugas laboratorium terpapar corona, laboratorium juga kewalahan menerima ribuan sampel setiap hari. <br /> <br />Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya mendapatkan bantuan tiga mobil uji swab PCR keliling dari BIN dan BNPB. <br /> <br />Mobil uji swab itu akan ditempatkan di gedung isolasi OTG di Asrama Haji Surabaya dan sejumlah rumah sakit. <br /> <br />Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, mobil swab keliling ini untuk tes swab massal karena bisa melakukan pengujian swab hingga 500 orang dalam satu hari. <br /> <br />