JAKARTA, KOMPAS.TV - Tantangan persekolahan di masa pandemi Covid-19, sungguh beragam. <br /> <br />Sebagian anak didik mampu beradaptasi, namun sebagian lainnya kesulitan menjalani pembelajaran jarak jauh maupun ujian secara daring. <br /> <br />Di Palembang, sumatera selatan, para siswa menjalani ujian akhir sekolah secara daring dari rumah. <br /> <br />Sebelum mengerjakan soal ujian, siswa harus terlebih dulu mengakses situs khusus yang telah disiapkan oleh pihak sekolah, dan diberi waktu 3 jam untuk menyelesaikan satu sesi ujian setiap harinya. <br /> <br />Para siswa dapat menentukan sendiri waktu untuk mengerjakan ujian mereka, dalam rentang waktu dari pukul sembilan pagi hingga pukul delapan malam. <br /> <br />Lain cerita di kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Sebanyak 50 siswa SMA 1 Kabila di Bone Bolango terpaksa mengikuti ujian semester secara luring, atau offline di kala pandemi, karena tidak memiliki ponsel berbasis android yang diperlukan untuk ujian secara daring. <br /> <br />Agar bisa mengkuti ujian semeseter, sejumlah guru harus mengantarkan soal ujian ke rumah masing masing siswanya. <br /> <br />Untuk menyambut tahun ajaran baru dengan kenormalan baru, Sekolah Dasar Korpri 02, Baleendah, Kabupaten Bandung, telah mempersiapkan aktivitas belajar mengajar dengan standar protokol Covid-19. <br /> <br />Di antaranya pengukuran suhu tubuh, bangku sekolah yang berjarak, serta kegiatan belajar mengajar yang dibagi kedalam dua shift. <br /> <br />Sistem pembelajaran jarak jauh yang telah berlangsung selama tiga bulan periode pandemi, kemungkinan besar akan berlanjut pada tahun ajaran baru yang akan dimulai pada 13 Juli 2020. <br /> <br />Sebagian besar sekolah alan melanjutkan metode PJJ, baik melalui internet, televisi, radio, maupun modul yang bisa digunakan secara mandiri. <br /> <br />Pertimbangan pembelajaran jarak jauh sebagai metode utama kegiatan belajar mengajar selama pandemi Covid-19, didasarkan pada pertimbangan keselamatan. <br /> <br />
