BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Biasanya pengusaha gula aren di Kecamatan Awayan ini memperoduksi 30 kg gula aren yang diolah jadi bentuk pasir halus saat pandemi. <br /> <br />Gula aren adalah ciri khas lain produksi warga di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan khususnya di Kecamatan Awayan. <br /> <br />Satu diantaranya usaha milik maskur di Desa Bihara. <br /> <br />Gula aren diolah berbentuk pasir halus dengan varian rasa yang ditawarkan beragam yakni jahe merah, temulawak, kunyit asam sirih dan original. <br /> <br />Diberi nama yang juga khas sebutan bahasa lokal untuk aren yaitu hanau, produk ini diberi label Hanauku. <br /> <br />Sesuai selera, gula aren ini dapat disajikan baik dengan seduhan air panas atau dingin bercampur es. <br /> <br />Khasiat gula aren pun dianggap dapat menjaga stamina dan meningkatkan daya tahan tubuh. <br /> <br />Dalam proses pembuatannya, air dari pohon aren sebagai bahan utama olahan gula diambil langsung dari pohon aren. <br /> <br />Air dari pohon aren pun disaring ke dalam kawah dan dimasak diatas tungku hingga mengering dan mengkristal dengan waktu lebih dari satu jam. <br /> <br />Proses selanjutnya aren yang mengkristal ini diayak sebelum dilakukan proses penjemuran di bawah terik matahari. <br /> <br />Setelah tiga jam dikeringkan, gula aren yang sudah berbentuk pasir ini kembali diambil dan ditimbang untuk dimasukkan kedalam kemasan dan siap dipasarkan. <br /> <br />Gula aren ini omsetnya kini mengalami kenaikan hingga 50 persen di masa pandemi corona, karena banyak konsumen mencari olahan herbal yang diyakini dapat mencegah terserang dari virus itu. <br /> <br />Sebelumnya produksi sebanyak 30 kilogram dalam seharinya kini menjadi 50 kilogram. <br /> <br />Sebagai oleh-oleh khas, harganya cukup murah dengan nilai 15 ribu rupiah per bungkus berisi 250 gram, sehingga bisa jadi pilihan saat berwisata ke Kabupaten Balangan. <br /> <br />
