GORONTALO, KOMPAS.TV - Sebagian wilayah di Indonesia, kurikulum pendidikan di masa pandemi Covid-19 bisa dituntaskan dengan sambungan internet. <br /> <br />Guru mengirim soal dan siswa melaksanakan ujian dari rumah masing-masing. <br /> <br />Guru dan siswa SMA Negeri 1 Kabila di Desa Poowo Barat, Kecamatan Kabila, Bone Bolango, Gorontalo, tidak seberuntung itu. <br /> <br />Sebagian siswa di desa ini tidak memiliki ponsel pintar (gadget) yang membuat mereka bisa mengikuti ujian secara daring. <br /> <br />Demi anak-anak didiknya, para guru meringankan langkah mengantarkan soal ujiang langsung ke rumah masing-masing siswa. <br /> <br />51 rumah harus didatangi, meski harus meniti jembatan darurat dan jalan-jalan kecil. <br /> <br />"Tidak punya hp pak," ujar Hendrawan Malapo, salah satu siswa SMA Negeri 1 Kabila. <br /> <br />Ujian penialaian akhir tahun ajaran di SMA Negeri 1 Kabila diikuti oleh 879 siswa kelas 10 dan 11. <br /> <br />Ujian dilaksanakan secara "online" atau daring. <br /> <br />Namun 51 di antaranya terpaksa mengerjakan secara "offline" karena tidak memiliki ponsel pintar. <br /> <br />Mengantarkan soal ujian ke rumah siswa menjadi tugas tambahan para guru. <br /> <br />Namun, menyelesaikan ujian penilaian meski di tengah pandemi adalah hak semua anak yang harus dipenuhi. <br /> <br />"Di pendataan pertama kita dapati 140-an lebih (siswa) tidak punya hp. Alhamdulillah setelah data mengecil tinggal 51 orang yang tidak mempunyai hp," ujar Yulius Hulukati, Wakil Kepala SMA Negeri 1 Kabila. <br /> <br />Ujian penilaian akhir tahun ajaran di SMA Negeri 1 Kabila berlangsung dari 8-13 Juni 2020 nanti. <br /> <br />Sebelumnya, sekolah ini memberlakukan belajar dari rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di wilayah Gorontalo. <br /> <br />
