JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyidik KPK Novel Baswedan, mempertanyakan tuntutan hukuman satu tahun penjara pada penyerangnya. <br /> <br />Novel menyangsikan dirinya bisa mendapat keadilan di persidangan kasus penyiraman air keras yang membuatnya kehilangan penglihatannya. <br /> <br />Penyidik KPK Novel Baswedan menyuarakan kekecewaannya, atas tuntutan hukuman satu tahun penjara pada penyerang dirinya. <br /> <br />Novel menyebut persidangan berjalan janggal. <br /> <br />Selain itu menurut Novel, penyiraman air keras merupakan penganiayaan tertinggi pada dirinya. <br /> <br />Dalam program Kompas petang, Jumat 12 Juni 2020, Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu menyatakan, kasus penyiraman terhadap Novel juga menjadi sorotan komisi hukum DPR. <br /> <br />Masinton meminta Novel, memercayakan pada proses hukum yang berjalan dan tidak menarik ke ranah politik. <br /> <br />Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis lalu (11/5/2020), <br /> <br />Jaksa penuntut umum menilai dua terdakwa penyiram air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan terbukti melakukan penganiayaan terencana yang mengakibatkan luka berat. <br /> <br />
