KOMPAS.TV - Perbankan harus putar strategi agar tetap sehat di masa pandemi. <br /> <br />Hati-hati ada bayang-bayang kredit macet, meski program restrukturisasi kredit digelontorkan pemerintah. <br /> <br />Perbankan, punya resep tersendiri untuk tetap bertahan di tengah pandemi, saat tatanan normal baru mulai digaungkan. <br /> <br />Resep untuk tetap sehat, baik dikelolaan dana dan juga kesehatan karyawan dan nasabahnya. <br /> <br />Bank Mandiri misalnya. <br /> <br />Sebagai salah satu bank pelat merah, beragam protokol kesehatan sudah diwajibkan dalam kegiatan operasional. <br /> <br />Dari mulai wajib menggunakan masker, protokol jaga jarak, pengecekan suhu tubuh, serta imbauan kebersihan pribadi berupa cuci tangan dan sedia hand sanitizer. <br /> <br />Kalau untuk kesehatan keuangan, dampak Covid-19 diprediksi baru akan terasa di kuartal 2. <br /> <br />Sementara di kuartal 1 2020, penyaluran kredit bank mandiri masih tumbuh 14,2 persen mencapai 902,7 triliun rupiah, secara tahunan. <br /> <br />Kredit disalurkan ke segmen korporasi 328,7 triliun rupiah. <br /> <br />Segmen komersial 150,2 triliun rupiah, dan mikro 124,7 triliun rupiah. <br /> <br />Bank Mandiri sudah memproyeksi kredit kuartal 2 akan melambat. <br /> <br />Apalagi bank Mandiri juga punya strategi menutup sementara layanan kredit bagi nasabah, selama pandemi. <br /> <br />Karena, bank mandiri belum menemukan protokol aman untuk proses pengajuan kredit, yang selama ini masih dilakukan face to face dengan nasabah. <br /> <br />Mandiri tak sendiri, terimpitnya perbankan gara-gara Corona pun membuat perbankan ramai-ramai merombak target pertumbuhan kredit mereka. <br /> <br />Tengok saja data dari bank indonesia soal penyaluran kredit. <br /> <br />Di bulan April penyaluran kredit perbankan mencapai 5.600-an triliun rupiah. <br /> <br />Naik kalau dibanding april 2019 , tapi kalau dibanding bulan Maret 2020 turun 7,2 persen. <br /> <br />BI mencatat penurunan pertumbuhan kredit terjadi di semua jenis, mulai dari kredit modal kerja, investasi, hingga kredit konsumsi. <br /> <br />Pemerintah pun menggelontorkan dana tak main-main untuk relaksasi sektor kredit, melalui program pemulihan ekonomi nasional. <br /> <br />