JAKARTA, KOMPAS.TV - Keluarga Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menilai polisi di Polres Sula, Maluku Utara, terlalu sensitif dalam menanggapi unggahan seorang warga terkait humor tiga polisi jujur. <br /> <br />Salah satu putri Gus Dur, Yenny Wahid, menilai seharusnya Polres Sula menganggap humor itu secara santai dan bagian dari kritik. <br /> <br />Menurut Yenny pemanggilan warga yang mengunggah humor soal polisi tidak tepat. <br /> <br />Menurutnya petugas harus dewasa dalam menyikapi hal seperti ini. <br /> <br />"Sikapi saja dengan santuy. Dengan santai aja, nggak usah terlalu over sensitive menanggapi itu apalagi sampai kemudian melakukan tindakan pemanggilan dan lain sebagainya," katanya. <br /> <br />Menanggapi hal tersebut Komisioner Komisi Kepolisian Nasional, Pungky Indarti, menilai jika hal ini harusnya bisa menjadi kritik membangun bagi polisi. <br /> <br />"Seharusnya ini dijadikan cambuk. Dijadikan kritik membangun buat Polri, gitu ya. Saya melihat kok ada yang lupa ini dari kawan-kawan di Polres Sula. Saya berharap dengan kasus ini momentum untuk mengingat kembali bahwa masih ada reformasi kepolisian yang harus dijalankan oleh kawan-kawan polisi," katanya. <br /> <br />Pengunggah guyonan Gus Dur soal polisi itu akhirnya minta maaf di kantor polisi. <br /> <br />Ia dinilai telah melakukan pencemaran nama baik atas unggahan yang diambil dari guyonan gus dur soal polisi. <br /> <br />Lebih lengkap, simak dialog klarifikasi soal guyonan Gus Dur bersama dengan pengunggah guyonan Gus Dur, Ismail Ahmad, dan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional, Pungky Indarti. <br /> <br />