JAKARTA, KOMPAS.TV - Batalkan penerimaan peserta didik baru, jadi tuntutan para orangtua siswa di Ibu Kota Jakarta. <br /> <br />Protes terhadap aturan seleksi usia, dalam penerimaan siswa sekolah negeri dari jalur zonasi, masih berlanjut. <br /> <br />Senin siang, di tengah pandemi, para orangtua siswa ini mendatangi kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, meminta Mendikbud Nadiem Makarim turun tangan. <br /> <br />Di antara mereka, Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, bahkan mengungkap, ada sejumlah anak yang depresi dan hampir bunuh diri karena mimpinya masuk sekolah negeri, pupus karena kalah tua. <br /> <br />Dianggap melanggar konstitusi, Komnas Perlindungan Anak pun, ikut meminta agar PPDB daring 2020 DKI Jakarta dibatalkan. <br /> <br />Tak cukup berunjuk rasa, perwakilan Forum Orangtua Murid dan Emak Bapak Peduli Pendidikan ini pun, melaporkan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana. <br /> <br />Nahdiana dilaporkan atas dugaan tindakan mal-administrasi, karena telah mengubah atau membuat aturan petunjuk teknis PPDB melalui jalur zonasi, dengan mengurutkan usia, yang dinilai bertentangan dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan, tentang PPDB. <br /> <br />Pekan lalu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, sebenarnya sudah duduk bersama dengan perwakilan orangtua murid, membahas soal aturan usia, yang dianggap diskriminatif ini. <br /> <br />Namun, kepala dinas pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, bersikukuh akan tetap menjalankan PPDB sistem zonasi, sesuai aturan tersebut, karena sudah selaras dengan Permendikbud. <br /> <br />Menurut para orangtua, aturan seleksi berdasarkan usia, menyengsarakan anak-anak mereka yang sudah belajar tekun untuk masuk ke sekolah favorit, namun harus pupus karena kalah tua. <br /> <br />Sementara itu, di hari pertama pembukaan jalur zonasi tingkat SMP, sejumlah orangtua calon siswa di SMPN 1 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mendatangi sekolah. <br /> <br />Anak-anak mereka, nyaris gagal masuk, karena titik koordinat rumah yang tidak sesuai. <br /> <br />
