KONAWE, KOMPAS.TV - Gelombang kedua tenaga kerja Tiongkok kembali datang ke Konawe. <br /> <br />Tapi kembali juga diwarnai demonstrasi penolakan di sekitar Bandara Haluoleo. <br /> <br />Unjuk rasa sejak pagi hingga petang berakhir ricuh. <br /> <br />Massa yang hendak masuk ke Bandara Haluoleo dihadang polisi. <br /> <br />Alasan penolakan adalah selain karena kedatangan tenaga kerja dari Tiongkok yang juga merupakan wilayah penyebaran Covid-19, massa juga keberatan dengan pekerjaan tenaga kerja asal Tiongkok yang mengambil pekerjaan warga lokal. <br /> <br />Hingga malam, massa masih menjaga jalan akses pintu keluar bandara dan merazia kendaraan yang lewat. <br /> <br />Sebelumnya pada 23 Juni lalu, 156 tenaga kerja Tiongkok datang sebagai gelombang pertama pekerja yang ditempatkan di pabrik pemurnian nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara. <br /> <br />Para pekerja merupakan tenaga operator mesin di smelter nikel. <br /> <br />Sementara dalam aturan Kementerian Tenaga Kerja, orang asing yang diperkenankan bekerja di Indonesia dibatasi pada posisi direktur dan wakil direktur, manajer, koordinator, tenaga ahli serta penasihat. <br /> <br />Setelah gelombang pertama pada 23 Juni dan kedua pada 30 juni akan tiba gelombang ketiga tenaga kerja tiongkok pada 7 Juli mendatang, totalnya mencapai 500 orang. <br /> <br />Seperti di gelombang pertama, menurut rencana para pekerja yang datang pada Selasa malam, akan dikarantina dan diperiksa kesehatannya oleh dinas kesehatan pemerintah Kabupaten Konawe. <br /> <br />Lebih lengkap, simak dialog bersama dengan Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara. <br /> <br />