KOMPAS.TV - Iuran BPJS Kesehatan naik per 1 Juli 2020. <br /> <br />Masyarakat berharap kenaikan ini bisa dibarengi dengan kenaikan pelayanan kesehatan BPJS yang tak tebang pilih. <br /> <br />Kenaikan tarif BPJS kesehatan sudah ketuk palu. <br /> <br />Per 1 Juli, kenaikan terjadi untuk peserta kelas 1, 2, dan 3. <br /> <br />Untuk peserta kelas 1, iuran naik dari 80 ribu rupiah menjadi 150 ribu rupiah per bulan. <br /> <br />Kelas 2 dari 51 ribu rupiah naik jadi 100 ribu rupiah per bulan. <br /> <br />Kelas 3 naik dari 25.500 rupiah menjadi 42 ribu rupiah per bulan. <br /> <br />Namun catatan untuk kelas 3, akan disubsidi pemerintah 16.500 sehingga peserta cukup membayar 25.500 rupiah. <br /> <br />Dampak terbesar dari kebijakan ini adalah banyak peserta yang akhirnya pindah kelas. <br /> <br />Dari data BPJS kesehatan, peserta yang berpindah kelas terbanyak adalah dari kelas 2 ke kelas 3, hampir 1 setengah juta peserta. <br /> <br />Sementara mereka yang pindah dari kelas 1 ke kelas 2 317 ribu-an, dan pindah dari kelas 1 ke kelas 3 sebanyak 510 ribuan., ini terjadi pada periode Desember 2019 hingga Mei 2020. <br /> <br />BPJS kesehatan menyatakan kenaikan ini diperlukan agar BPJS Kesehatan bisa mandiri dari iuran yang dikumpulkan dari peserta. <br /> <br />BPJS watch menilai besarnya peserta yang pindah kelas dikhawatirkan akan memperbesar tunggakan BPJS. <br /> <br />Ditambah banyak masyarakat terkena phk karena covid 19. <br /> <br />Data di bulan Mei ada 445 ribu pekerja swasta kena PHK yang artinya mereka akan jadi peserta mandiri. <br /> <br />Padahal per Maret 2020 saja tunggakan iuran BPJS sudah mencapai 12,77 triliun rupiah untuk dari peserta mandiri. <br /> <br />Untuk masyarakat, sebenarnya yang terpenting adalah kenaikan iuran bisa dibarengi dengan kenaikan kualitas pelayanan BPJS kesehatan. <br /> <br />Tujuan keseimbangan kenaikan pendapatan dan kenaikan pelayanan tak lupa harus juga dibarengi dengan transparansi penggunaan iuran. <br /> <br />