JAKARTA, KOMPAS.TV - Dengan besarnya sumbangsih dan efek berganda UMKM ke ekonomi negeri, tak heran Presiden Joko Widodo marah, saat penyerapan anggaran penyelamatan umkm, berjalan lambat. <br /> <br />Bukan kali ini saja, Presiden Joko Widodo berteriak soal menyelamatkan usaha mikro kecil dan menengah. <br /> <br />Dalam sidang kabinet paripurna di Jakarta, presiden mewanti-wanti agar pelaku UMKM jangan sampai terkapar. <br /> <br />Pandemi covid sembilan belas sudah melumpuhkan denyut nadi usaha rakyat ini. <br /> <br />Dari survei Score dan Ilo Indonesia, dari 571 perusahaan, <br /> <br />2/3 UMKM berhenti beroperasi. <br /> <br />57 persen kehilangan pendapatan hingga lebih dari 50 persen, <br /> <br />dan 63 persen mengurangi jumlah pekerja. <br /> <br />Asosiasi UMKM Indonesia merasakan, realisasi beragam stimulus pemerintah, berjalan lambat. <br /> <br />Pada akhirnya, banyak UMKM, berusaha dengan kaki sendiri untuk kembali bangkit. <br /> <br />Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia, Ikhsan Ingratubun menyatakan kebijakan yang diambil dirasa lambat sehingga kurang efektif membantu UMKM. <br /> <br />Ada total 123,4-6 triliun rupiah anggaran pemerintah, bagi pemulihan UMKM. Restrukturisasi kredit dan subsidi bunga memakan anggaran terbesar. <br /> <br /> <br />