BATAM, KOMPAS.TV - Lanal Batam dan Polda Kepualauan Riau, mengamankan 2 kapal ikan berbendera China, yang diduga menjadi lokasi penganiayaan seorang ABK WNI, hingga meninggal dunia. <br /> <br />Di salah satu kapal tersebut, ditemukan jenazah ABK WNI yang terbungkus kain, tersimpan di ruang pendingin bersama ikan hasil tangkapan. <br /> <br />Dua kapal ikan berbendera China, diamankan tim gabungan dari Lanal Batam dan Polda Kepualauan Riau, di perairan Pulau Nipa, Batam, Kepulauan Riau, Rabu pagi kemarin. <br /> <br />Pengamanan dilakukan, karena di dua kapal tersebut, diduga menjadi lokasi penganiayaan seorang ABK WNI, hingga meninggal dunia. <br /> <br />Di salah satu kapal, personel gabungan menemukan jenazah ABK tersebut di ruang pendingin, bersama ikan hasil tangkapan. <br /> <br />Jenazah tersebut terbungkus kain dan ditutupi dengan kasur. <br /> <br />Terbongkarnya penemuan jenazah ABK WNI di ruang pendingin, berawal dari laporan keluarga korban, yang sudah hampir sepekan kehilangan kontak. <br /> <br />Laporan ini ditindak lanjuti dengan pembentukan tim gabungan dari Angkatan Laut, BIN, Bakamla, Bea Cukai, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, serta Polda Kepulauan Riau. <br /> <br />Keberadaan kapal ikan berbendera China itu, terdeteksi saat akan melintasi perairan perbatasan Batam dan Singapura. <br /> <br />Jenazah korban saat ini diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri. <br /> <br />Nakhoda kapal yang berkewarganegaraan China, dan semua ABK akan diperiksa. <br /> <br />Selain penyebab kematian, polisi juga akan mendalami dugaan ABK WNI tersebut, telah menjadi korban perdagangan manusia, dan kerja paksa. <br /> <br />
