GROBOGAN, KOMPAS.TV - Keharusan belajar secara daring saat pandemi Covid-19 membuat 14 siswa SLB Yayasan Pendidikan Luar Biasa (YPLB) Grobogan, Jawa Tengah, mengalami sejumlah hambatan belajar. <br /> <br />Alat dan materi belajar bagi siswa tunanetra yang banyak menggunakan huruf braille, membuat orangtua tidak maksimal mendampingi anaknya selama kegiatan belajar di rumah. <br /> <br />Situasi ini membuat Agus Sampurna, seorang guru yang juga penyandang tunanetra, khawatir siswanya tidak dapat menuntaskan pelajaran dengan baik. <br /> <br />Agus berinisiatif mendatangi para siswa langsung di rumahnya, satu per satu. Total ada 9 orang siswa tunanetra yang secara bergantian harus disambangi Agus. <br /> <br />Selain menyampaikan materi pelajaran, Agus juga mengajarkan hafalan surat-surat pendek Al Qur'an kepada siswa. <br /> <br />Kunjungan guru ke rumah dirasa sangat membantu para orangtua. Ketidakmampuan mereka untuk menggunakan huruf braille, kerap menjadi hambatan orangtua mendampingi anak-anak saat belajar.Menurut Agus, metode pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19 memberi tantangan besar bagi siswa Sekolah Luar Biasa. <br /> <br />
