JEMBER, KOMPAS.TV - Menjelang Pilkada Desember 2020, Bupati Jember, Faida, secara politik sudah dimakzulkan DPRD Jember, pada Rabu lalu. <br /> <br />Faida dianggap tak melaksanakan rekomendasi angket dan interpelasi DPRD Jember. <br /> <br />Namun proses pencopotan bupati masih harus mengikuti prosedur. <br /> <br />Menunggu keputusan hukum dari mahkamah agung dan Gubernur Jawa Timur. <br /> <br />Usulan pemakzulan terhadap Bupati Faida diputuskan oleh DPRD Jember Rabu sore dan langsung diambil keputusan memakzulkan sang bupati. <br /> <br />Yang jadi alasan pemakzulan, Bupati Faidah tidak hadir dalam sidang paripurna hak interplasi pada Desember 2019. <br /> <br />Bupati kembali tidak hadir saat DPRD Jember menggunakan hak angket pada Maret 2020. <br /> <br />Hak angket digunakan lantaran DPRD Jember mengklaim banyak temuan panitia hak angket tidak beresnya birokrasi di Jember. <br /> <br />Untuk itu, Faida dinilai telah melanggar sumpah jabatan dan undang-undang. <br /> <br />Bupati Jember, Faida, tak serta merta mengakui putusan DPRD. <br /> <br />Faida dalam program Kompas Petang memaparkan sejumlah fakta lain termasuk yang dipersoalkan DPRD Jember sudah dijawab dalam forum yang difasilitasi Kementerian Dalam Negeri. <br /> <br />Lalu apakah upaya pemakzulkan DPRD Jember ada hubungannya dengan pilkada jember 9 desember mendatang? <br /> <br />Meski dimakzulkan DPRD Jember, Faida tidak serta-merta langsung lengser dari kursi bupati Jember. <br /> <br />Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23, Tahun 2014, keputusan pemberhentian kepala daerah meski diputuskan secara politik di DPRD tapi diputuskan oleh Mahkamah Agung. <br /> <br />Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun akan menunggu putusan MA, apakah menerima putusan DPRD Jember atau tidak. <br /> <br />Bila ada hubungannya dengan pilkada, maka masih ada cukup waktu buat Faida masih berstatus bupati petahana yang maju dalam pilkada 9 Desember mendatang. <br /> <br />Faida kembali maju sebagai calon independen. <br /> <br />
