JAKARTA, KOMPAS.TV - Persatuan Guru Republik Indonesia, PGRI, memutuskan untuk tidak bergabung dalam Program Organisasi Penggerak, atau POP Kemendikbud. <br /> <br />Ketua umum pengurus besar PGRI Unifah Rosyidi mengatakan ada sejumlah pertimbangan PGRI mundur sebagai peserta organisasi penggerak Kemendikbud. <br /> <br />Salah satunya PGRI memandang bahwa dana yang telah dialokasikan untuk POP akan sangat bermanfaat apabila digunakan untuk membantu siswa, guru, dan guru honorer, serta penyediaan infrastruktur di daerah. <br /> <br />Sebelumnya, majelis pendidikan dasar dan menengah pimpinan pusat Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama PBNU mengundurkan diri dari program organisasi penggerak Kemendikbud. <br /> <br />Mundurnya kedua lembaga karena kriteria pemilihan dan penetapan peserta program organisasi penggerak dinilai tidak jelas. <br /> <br />Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah menilai tidak ada transparansi dalam proses seleksi, sehingga beberapa ormas dan program CSR perusahaan swasta yang dinilai tidak memiliki kredibilitas dalam bidang pendidikan, lolos seleksi. <br /> <br />Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim tidak melupakan peran Nadhlatul Ulama dan muhAmmadiyah dalam dunia pendidikan Indonesia. <br /> <br />Cak imin menilai program organisasi penggerak yang mendapat dukungan dana dari APBN perlu dievaluasi. <br /> <br />