JAKARTA, KOMPAS.TV - Teka-teki kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo yang ditemukan di pinggir Tol Ulujami, Jakarta Selatan 16 hari lalu, akhirnya terungkap. <br /> <br />Polisi menyatakan, Yodi diduga kuat meninggal karena bunuh diri. <br /> <br />Namun, pihak keluarga membantah dugaan ini. <br /> <br />16 hari setelah ditemukannya jenazah editor Metro TV, Yodi Prabowo, yang ditemukan di pinggir Tol Ulujami, polisi mengungkap penyebab kematian. <br /> <br />Melalui penyelidikan dan penyidikan dengan melibatkan ahli dan meminta keterangan dari 34 saksi, polisi menduga kuat, Yodi meninggal karena bunuh diri akibat depresi. <br /> <br />Bukti dan fakta yang ditemukan diantaranya, pisau yang ditemukan di dekat jenazah Yodi, tidak ditemukan sidik jari orang lain. <br /> <br />Selain itu, melalui rekaman CCTV di sebuah toko, diketahui bahwa Yodi sendiri yang membeli pisau tersebut. <br /> <br />Namun, kesimpulan polisi ini dibantah keluarga Yodi Prabowo. <br /> <br />Ditegaskan, Yodi tak depresi, sehingga tidak mungkin bunuh diri. <br /> <br />7 Juli 2020, Yodi Prabowo ditemukan meninggal dalam keadaan tertelungkup, masih mengenakan helm, jaket dan tas. <br /> <br />Telepon seluler, dompet dan sepeda motornya pun masih utuh, ditemukan di sekitar lokasi kejadian. <br /> <br />Dalam keterangan polisi pada hari ini dipaparkan sejumlah fakta terkait kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo. <br /> <br />Dari hasil penyelidikan, Yodi diduga kuat bunuh diri. <br /> <br />Bagaimana penjelasan lebih lanjut? Kita bahas langsung bersama Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, yang sudah tersambung lewat sambungan telepon. <br /> <br />Lalu apa kata psikolog forensik terkait dugaan bunuh diri yang dilakukan oleh editor Metro TV ini? <br /> <br />
