BALI, KOMPAS.TV - Menjadi guru adalah profesi yang mulia. <br /> <br />Namun tidak semua guru memiliki kehidupan yang mapan secara ekonomi. <br /> <br />Hal ini yang dirasakan oleh I Made Badem Sumiasa, salah satu guru honorer yang bertugas di SMP Negeri 3 Selat, di Karangasem Bali yang sempat tidak bisa memberi pelajaran jarak jauh, karena tidak memiliki ponsel. <br /> <br />I Made Badem Sumiasa sudah mengabdi selama sebelas tahun sebagai guru honorer dengan penghasilan 800 ribu rupiah per bulan. <br /> <br />Ia bahkan harus mencari tambahan pekerjaan, untuk memenuhi kebutuhan lainnya. <br /> <br />Karena penghasilannya tidak besar, Badem selama ini tidak memiliki ponsel, sehingga di masa pandemi, tugasnya sebagai tenaga pengajar sempat terhenti. <br /> <br />Kondisi yang dialami Badem, mendapat perhatian dari rekan-rekan sesama guru. <br /> <br />Rekan rekannya kemudian menyisihkan sebagian gaji mereka, untuk membelikan badem ponsel pintar, yang dapat mendukung tugasnya dan berkomunikasi dengan para anak didiknya. <br /> <br />Menurut kepala sekolah SMP Negeri 3 Selat sebenarnya sekolah melakukan dua metode pembelajaran secara luring dan daring. <br /> <br />Namun karena ada masa masa yang diharuskan memberi pelajaran secara daring, tentu hal ini akan menyulitkan bagi guru yang tidak memiliki ponsel. <br /> <br />Sehingga, saling bantu sesama guru menjadi hal yang paling indah yang bisa dilakukan di masa pandemi. <br /> <br />Dengan solidaritas para guru ini diharapkan proses pembelajaran jarak jauh ini bisa maksimal dan bisa berjalan dengan lancer. <br /> <br />