KOMPAS.TV - Tak memiliki ponsel, masih menjadi kendala yang dialami banyak siswa, saat harus belajar di rumah, dengan metode pembelajaran jarak jauh. <br /> <br />Karena itu, agar tidak tertinggal pelajaran, sekolah memberi layanan belajar "door to door" atau rumah ke rumah, agar siswa tetap dapat hak untuk belajar. <br /> <br />Sebanyak enam siswa Sekolah Dasar Negeri Silih Asih Kampung Hamerang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mendatangi sebuah bangunan kosong yang kini digunakan untuk tempat belajar sementara. <br /> <br />Sebelum masuk, para siswa harus menggunakan masker dan diberi cairan pencuci tangan, sebelum memasuki ruangan. <br /> <br />Kedatangan mereka bukan karena tak memiliki ruang kelas. <br /> <br />Namun karena masa pandemi Covid-19, pemerintah memutuskan agar sekolah dilakukan secara jarak jauh untuk menekan penularan virus Corona. <br /> <br />Namun, tak semua siswa memiliki ponsel untuk belajar daring. <br /> <br />Karena itu, sekolah memutuskan untuk memberi layanan belajar door to door, atau mendatangi siswa satu per satu, agar tetap mendapatkan hak belajar. <br /> <br />Menurut Muhammad Faiz, salah seorang siswa, dirinya senang meski belajar di ruang darurat. Namun faiz, sebenarnya sangat rindu ingin segera kembali ke sekolah. <br /> <br />Karena siswa yang tak memiliki ponsel lebih dari 50 persen, sekolah membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 6 siswa, agar waktu mengajar tidak habis hanya di satu rumah siswa. <br /> <br />Pihak Sekolah Dasar Negeri Silih Asih, sebenarnya sudah siap jika pemerintah mengizinkan pembelajaran secara tatap muka, diberlakukan kembali. <br /> <br />Karena beberapa fasilitas protokol kesehatan Covid-19 sudah tersedia. <br /> <br />Salah satunya alat pendekteksi suhu tubuh serta tempat cuci tangan.selain itu, bangku siswa pun sudah diatur untuk menjaga jarak. <br /> <br />
