JAKARTA, KOMPAS.TV - Untuk sekian kali, Presiden Joko Widodo kembali menegur para pembantunya. <br /> <br />Dalam rapat terbatas kabinet Senin (03/08/2020), presiden menyebut pimpinan Kementerian dan lembaga belum peka terhadap krisis akibat dampak pandemi Covid-19. <br /> <br />Kegeraman atas kinerja para menteri dijelaskan Jokowi berdasarkan realisasi serapan anggaran penanganan Covid-19 yang baru mencapai 20 persen dari total anggaran Rp 695 triliun. <br /> <br />Selain realisasi serapan anggaran yang rendah, presiden juga menyinggung banyaknya kementerian dan lembaga Negara yang masih belum menentukan prioritas dan belum menyusun daftar isian pelaksanaan anggaran atau Dipa. <br /> <br />Kemarahan Jokowi terhadap para pembantunya bukan sekali dua kali. <br /> <br />Dalam rapat terbatas percepatan penyerapan anggaran di 6 kementerian dan lembaga yang videonya diunggah kanal Youtube Sekretariat Presiden 8 Juli lalu, presiden sempat menyinggung kinerja para menteri yang menurun selama pandemi. <br /> <br />Jokowi menyebut sistem kerja dari rumah atau work from home yang dilakukan para menteri baginya justru lebih tampak seperti cuti. <br /> <br />Ancaman mereshuffle menteri bahkan sempat diungkapkan presiden dalam sidang kabinet di Istana Negara Jakarta, 18 Juni 2020. <br /> <br />Rapat yang sebetulnya tertutup kemudian baru dipublikasikan biro pers media dan informasi sekretariat presiden di kanal Youtube-nya 28 Juni 2020. <br /> <br />Dalam arahannya saat itu, presiden menyatakan membuka opsi reshuffle kabinet dan pembubaran lembaga. <br /> <br />Opsi reshuffle dan pembubaran lembaga dibuka karena Jokowi melihat kinerja para menteri biasa-biasa saja seperti saat kondisi normal padahal penanganan Covid-19 memerlukan kinerja luar biasa. <br /> <br />Kemarahan presiden terhadap para pembantunya menunjukkan kinerja pemerintah belum memuaskan. <br /> <br />Sentilan presiden yang berulang kali diungkapkan bisa jadi merupakan sinyal bahwa perombakan kabinet bakal terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. <br /> <br />Tak cuma presiden yang menanti, masyarakat luas juga memendam asa berharap pemerintah mampu memulihkan pandemi dan dampak ekonomi. <br /> <br />
